TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah mengetahui soal cuitan staf khusus presiden milenial Gracia Billy Mambrasar yang sempat ramai di media sosial Twitter.
Cuitan Billy di akun Twitter pribadinya menuai protes lantaran menggunakan frasa 'kubu sebelah'.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi mengaku cuitan Billy memang salah.
Namun, ia tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Jokowi menganggap hal itu sebagai semangat jiwa muda Billy yang membuatnya terlampau berapi-api.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam pertemuan dengan wartawan di Istana Merdeka, Senin (2/12/19), seperti yang dilansir Kompas TV.
"Namanya muda-muda ini kan semangatnya lebih dibanding yang tua-tua, jadi kalau berbicara terlalu bersemangat, salah sedikit," kata Jokowi.
Jokowi juga memaklumi kesalahan tersebut.
"Namanya anak muda. Ini umur 30-an. Salah-salah dikit ya dimaafkan. Buat saya enggak ada masalah," tutur Jokowi, seperti yang diberitakan Kompas.com.
Lebih lanjut, Jokowi menambahkan, stafsusnya itu telah meminta maaf.
"Dia juga sudah meminta maaf," tambahnya.
Selain itu, dikutip dari Kompas.com, Jokowi meminta agar para staf khususnya diberikan waktu untuk bekerja terlebih dahulu.
"Masa, baru seminggu-dua minggu langsung di-bully, berikan ruang selebar-lebarnya anak muda jadi pemimpin baik," ucap Jokowi.
Pengakuan Billy Soal Cuitannya
Dilansir Kompas.com, sebelumnya, Billy mengunggah cuitan yang menghebohkan warganet pada Sabtu (30/11/2019), pukul 19.12.
Dalam kicauannya di akun Twitter pribadi Billy, @kitongbisa, stafsus milenial itu menuliskan hal berikut.
“Stlh membahas ttg Pancasila (yg bikin kubu sebelah megap2), lalu kerja mendesign kartu Pra-kerja di Jkt, lalu sy ke Pulau Damai penuh keberagaman: BALI! Utk mengisi materi co-working space,mendorong bertambahnya jumlah entrepreneur muda,utk pengurangan pengangguran&angka kemiskinan.”
Cuitan tersebut menuai protes warganet karena banyak yang mempertanyakan maksud penggunaan frasa 'kubu sebelah'.
Kini cuitan tersebut telah dihapusnya.
Billy pun sudah angkat bicara untuk mengklarifikasi cuitannya yang menuai protes.
Dalam klarifikasi yang diunggahnya di Twitter, Billy menjelaskan bahwa dirinya tidak bermaksud tendensius ke kelompok masyarakat manapun.
Ia memutuskan menghapus cuitan sebelumnya untuk menghindari polemik yang berlanjut.
Billy pun menyampaikan permohonan maafnya.
"Bahwasanya sy tdk bermaksud tendensius ke kelompok masyarakat manapun. Sy sdh melakukan klarifikasi &utk menghindari polemik berlanjut telah menghapus twit trsbt. Saya dgn ini memohon utk dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya krn kesalah pahaman tsb," tulis Billy melalui akun Twitter-nya.
Dilansir Kompas TV, Billy pun menyebutkan maksud yang sebenarnya ingin ia sampaikan melalui cuitannya.
Billy juga mengklarifikasi terkait adanya anggapan Billy anti terhadap kelompok tertentu.
"Yang pertama, tentang keberagaman, seakan-akan saya anti kelompok tertentu," kata Billy.
"Saya sepakati bahwa saya mewakili dan bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia, 270 juta orang Indonesia," lanjutnya.
Billy juga menyampaikan mengenai latar belakangnya.
Mahasiswa peraih beasiswa Oxford itu menyebutkan, dirinya telah belajar mengenai keberagaman sejak kecil.
Pasalnya, kedua orangtua Billy berasal dari dua suku dan agama yang berbeda.
"Kedua, saya itu dari dua latar belakang. Jadi papa saya itu asli Papua dan Kristen Nasrani, sedangkan mama saya itu Muslim dari Jawa," jelas Billy.
"Tentang indahnya keberagaman Indonesia itu saya pelajari dari kecil," tandasnya.
Billy kembali menegaskan, cuitannya yang menuai protes itu tak pernah bermaksud untuk tendensius pada kelompok masyarakat tertentu.
"Sama sekali dalam cuitan saya itu tidak ada ke situ tetapi tampaknya jadi mengarah ke situ diskusinya, padahal sama sekali tidak ada," ungkap Billy.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Ihsanuddin)