TRIBUNNEWS.COM - Ketua MPR, Bambang Soesatyo menjelaskan alasannya mundur dari pencalonan Ketua Umum Partai Golkar.
Alasan pertama adalah ia mencermati perkembangan atau situasi partai Golkar menjelang Munas yang semakin panas.
"Kemudian yang kedua, situasi nasional yang memerlukan situasi politik yang kondusif guna menjaga pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dari berbagai serangan dan ancaman ekonomi global," ungkapnya.
Poin ketiga yang menjadi pertimbangannya yaitu nasihat para senior.
Dan yang keempat adalah semangat rekonsoliasi.
"Keempat semangat rekonsoliasi yang telah kita sepakati bersama diantaa kedua tim. Saya dan Airlangga. sepakat untuk membangun rekonsoliasi untuk membangun tim Bamsoet dan Aha," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Selasa (3/12/2019).
BACA JUGA : Ketika Jokowi Ajak Kader Golkar Tepuk Tangan untuk Bamsoet
Ia menjelaskan jika Partai Golkar saat ini diberi tugas oleh negara untuk membenahi dibidang ekonomi.
Bambang Soesatyo berharap Partai Golkar bisa sukses dan bisa mengatasi tantangan ekonomi kedepan.
"Tantangan ekonomi kedepan sangat berat maka perlu dikompakkan diantara kami. Inilah pengorbanan untuk menjaga keutuhan kita dan menjaga komitmen partai Golkar terhadap pemerintahan Jokowi," kata Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar.
Bambang Soesatyo menyatakan mengundurkan diri dari pencalonan ketua umum Partai Golkar, Selasa (3/12/2019).
Bambang Soesatyo menyatakan mundur menjelang Musyawarah Nasional Partai Golkar yang digelar selama empat hari, 3-6 Desember 2019.
Langkah ini ditempuh oleh Bambang Soesatyo untuk menghindari perpecahan internal Partai Golkar.
BACA JUGA : Sekjen Golkar: Airlangga Hartarto Berpeluang Jadi Capres Pada 2024