Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Budi Karya Sumadi ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Perhubungan (Menhub) sejak 27 Juli 2016, menggantikan Ignasius Jonan.
Dia kembali menjabat sebagai Menhub di era kepemimpinan Jokowi-Maruf Amin.
Baca: Pemain Persib Dituding Sengaja Lakukan Gol Bunuh Diri Lawan Persela Michael Essien Beri Komentar
Budi Karya mengakui bahwa tugas sebagai Menhub bukan hal yang mudah dan cukup melelahkan.
Meski begitu, dia merasa senang karena apa yang dilakukannya bisa bermanfaat untuk masyarakat luas.
"(Kesan menjadi Menhub) capek tapi menyenangkan. Kita itu kerjanya memang lebih melelahkan, tapu harus happy," kata Budi Karya saat jumpa pers akhir tahun di kantor Kementerian Perhubunga, Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Selain itu, mantan Direkur Utama Angkasa Pura II itu mengaku senang ketika menerima tantangan dari Jokowi.
Sebagai contoh, tantangan untuk membangun infrastruktur transportasi di lima kawasan pariwisara super prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Bunaken, Mandalika dan Bangka Belitung
"Pak presiden beri amanah lima bali baru itu sangat menantang. Tapi sebagai profesional yang ingin capai kebaikan pasti senang banget kalau ada tantangan," ucap dia.
Di sisi lain, Budi Karya menyebut salah satu tantangan yang dia hadapi sebagai adalah terkait komentar masyarakat di sosial media.
Dia menilai, ada sebagian komentar yang kurang objektif dan mengesampingkan hal baik yang sudah dilakukan pemerintah.
"Misal ada suatu lawan, misalnya ada hal buruk sedikit, katakanlah seperti ada lalat di bandara itu bisa kemana-mana walau kita sudah berbuat banyak," kata Budi.
"Tapi kritik itu yang membuat kita hidup," tambahnya.
Baca: Menhub: Tol Japek Layang Dibuka 15 Desember, Gratis Sampai Tahun Baru
Dalam lima tahun ke depan, Kemenhub masih akan melanjutkan infrastruktur transportasi.
Budi Karya juga diinstruksikan presiden untuk memprioritaskan pembangunan di lima Bali baru.