Hal itu berguna untuk mengetahui kesiapan putra sulung Jokowi itu terjun di dunia politik.
Baca: Setelah Gibran dan Bobby, Kaesang Tertarik, Jokowi Bangun Dinasti Politik? Ini Kata Ayah Jan Ethes
"Nah beliau kita lihat apakah melakukan proses itu, kemudian di situ juga calonnya banyak bukan hanya Mas Gibran saja, akan ada calon dari internal PDIP yang lain atau dari eksternal yang kemudian nanti di situ proses demokrasi itu terjadi di PDIP dari bawah itu. Apakah nanti beliau betul-betul yang terpilih atau tidak seperti dulu Pak Jokowi juga terpilihnya dari proses seperti itu," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, mengaku telah siap mencalonkan diri sebagai Calon Wali Kota Solo.
Baca: Gibran Bantah Adanya Dinasti Politik Terkait Pencalonan Dirinya di Pilwalkot Solo, Ini Kata Ganjar
Gibran Rakabuming Raka mengaku, pencalonannya tersebut merupakan waktu yang tepat, untuk memberikan sumbangsih pada kota kelahirannya.
"Saya rasa ini momen yang pas. Saya itu hanya ingin menyumbangkan sedikit di kota kelahiran saya," kata Gibran, usai acara pembukaan Kaesang Gallery di Kawasan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (7/12/2019).
Bukan bentuk nepotisme
Juru Bicara Partai Gerindra Habiburokhman mengajak masyarakat untuk mengawal proses pencalonan putra Presisen Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka yang berniat maju dalam Pemilihan Walikota Solo.
"Kalau misalkan dipilih bagaimana proses pemilihannya bisa berlangsung sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Nah itu sama-sama kita kawal," kata Habiburokhman usai diskusi di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Minggu (8/12/2019).
Ia mengatakan cara yang bisa digunakan untuk mengawal adalah melaporkan jika ada indikasi kecurangan dalam proses pencalonan tersebut ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca: Rakernas PAN Ricuh, Gerindra Pastikan Tidak Akan Ikut Campur
"Kan nanti ada Bawaslu, kalau ada kecurangan dilaporkan ke Bawaslu, ada Panwas di kecamatan dilaksanakan saja itu tugas-tugas penyelenggara Pemilu di bidang pengawasan," katanya.
Ia menilai, majunya Gibran dalam Pilwalkot Solo bukanlah nepotisme karena Gibran tidak ditunjuk untuk menduduki jabatan dalam pemerintahan melainkan ikut berkontestasi dalam pemilihan tersebut.
"Beda halnya dengan mas Gibran diangkat jadi Menteri atau jadi kepala badan atau jadi komisaris, itu kita challange, bisa jadi sebagai bentuk nepotisme. Tapi kalau mas Gibran mengikuti kompetisi yang namanya Pilkada ya menurut saya itu hak semua warga negara," kata Habiburokhman.
Baca: Setelah Gibran dan Bobby, Kaesang Tertarik, Jokowi Bangun Dinasti Politik? Ini Kata Ayah Jan Ethes
Ketika ditanya apakah Partai Gerindra tidak takut akan adanya dinasti politik dari keluarga Jokowi dengan majunya Gibran dalam Pilkada Solo, ia mengatakan proses pemilihan kepala daerah bukanlah hal mudah.
"Kalau jabatannya adalah jabatan yang ditunjuk nah kita bisa duga keras itu nepotisme. Tapi kalau jabatannya dipilih itu tidak gampang. Biarpun anak presiden ikut pemilu, mau seleksi partai kemudian dimasyatakat tidak gampang. Beliau harus berjuang sendiri itu," kata Habiburokman.