TRIBUNNEWS.COM - Nama eks Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra tengah menjadi perbincangan publik tak terkecuali di kalangan tetangga rumah Ari Askhara di Banjar Dinas Padang Bali, Dalung, Kuta Utara, Badung.
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh temuan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal di pesawat baru Maskapai Garuda GA 9721 Air Bus A300-900 Neo.
Menurut para tetangga, Ari Askhara sangat jarang pulang ke rumahnya.
"Dia memang asli sini, dari dulu memang tinggal di sini, cuma jarang ke sini," ujar tetangga Ari berinisial BG dikutip dari TribunBali.com.
Menurut tetangganya, Ari Askhara hanya pulang ke rumah saat ada upacara besar saja.
Lebih lanjut, dikatakan tetangganya, Ari Askhara memang keturunan dari keluarga yang telah lama tinggal di wilayah tersebut.
Tetangganya juga mengungkap bahwa Ari Askhara disebut memiliki harta yang berlimpah dan merupakan satu di antara orang terkaya di wilayah Dalung, Kuta Utara.
"Di sini dia punya banyak tanah, pokoknya ada tanah di sini yang kosong itu dah punya dia. Sampai-sampai orang mau ngontrak enggak boleh," ujarnya.
Sementara itu, tetangga yang lain mengungkapkan Ari Askhara memang jarang sekali pulang ke rumahnya.
Menurutnya, Ari Askhara hanya datang sebentar ke rumahnya lalu pergi lagi.
Ari Askhara memilih untuk menginap di hotel daripada menginap di rumahnya sendiri.
"Dia sebentar aja kalau kesini, pagi datang, siang atau sore sudah balik. Enggak nginep di rumah dia, tidur di hotel," lanjut tetanga yang enggan disebutkan namanya.
Kepala Dinas Banjar (kepala lingkungan) Padang Bali, I Gede Mustika, mengatakan secara administrasi Ari Askhara memang tercatat sebagai warga di desanya.
"Dia memang warga di Banjar Dinas sini," kata Mustika dikutip dari Kompas.com.
Mustika mengungkapkan Ari Askhara jarang pulang ke rumahnya, namun orang tuanya belakangan sering pulang.
Sepengetahuan Mustika, warga setempat mengenal Ari Askhara sebagai sosok yang baik dan tak ada yang menonjol selama ini.
"Dia baik-baik aja di sini, tak pernah ada neko-neko. Dengan masyarakat komunikasinya bagus," ungkap Mustika.
Sementara itu Komang Tri, seorang warga yang berjualan di dekat rumah orang tua Ari Askhara mengungkapkan hal yang sama seperti diunggap Mustika.
Ia mengaku tidak terlalu mengenal sosok Ari Askhara karena memang jarang pulang.
"Kalau ada odalan atau upacara (baru kelihatan)," kata Komang Tri.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (TribunBali.com/Firizqi Irwan) (Kompas.com/Imam Rosidin)