Sementara itu, pandangan berbeda datang dari Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM), Zaenur Rohman.
Diutusnya Ma'ruf Amin dalam menghadiri acara yang diselenggarakan KPK, membuat Zaenur yakin Jokowi ingin menghindari pertemuan dengan lembaga antirasuah itu.
"Ini sudah menunjukkan bahwa Presiden tidak siap bertemu dengan KPK," ujar Zaenur, dikutip dari Kompas.com.
"Hal ini jadi suatu tanda bahwa buang badan dengan tidak menghadiri peringatan hari antikorupsi sedunia justru mengutus wapres untuk hadir," imbuhnya.
Ditempat berbeda, Jokowi buka suara terkait alasannya tidak memenuhi undangan KPK.
Kepala Negara berdalih ingin memberikan kesempatan kepada Ma'ruf Amin yang belum pernah menghadiri acara tahunan yang diselenggarakan oleh KPK.
"Hanya ini kan Pak Ma'ruf belum pernah kesana," ujar Jokowi yang dilansir dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (9/12/2019).
"Ya bagi-bagi," imbuh Jokowi.
Jokowi mengaku dalam lima tahun terakhir, dirinya selalu datang ke acara yang diselenggarakan oleh lembaga antirausah itu.
"Setiap tahun saya hadir, silahkan Pak Ma'ruf, saya ketempat lain," ungkapnya.
Adapun alasan lainnya yakni, Jokowi ingin menekankan pada generasi muda untuk sadar antikorupsi sejak awal.
Karena nantinya kaum muda Indonesia ini yang akan menjadi pemimpin dimasa depan.
"Bagaimanapun, demograsi kedepan, anak - anak inilah yang akan mengisi negara ini. Dititik-titik jabatan apapun," imbuhnya.
"Oleh sebab itu, kesadaran terkait anti korupsi harus diberikan sejak dini," tambahnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma) (Kompas.com/Ardito Ramadhan/Haryanti Puspa Sari)