News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Laporan UNFCCC COP 25 Madrid Sebut Industri Kehutanan Bantu Jaga Keanekaragaman Hayati

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konferensi Pengendalian Perubahan Iklim COP25 UNFCCC di Madrid, Spanyol, Senin (9/12/2019).

“Kami tidak bisa sendiri. Kami akan terus berupaya membangun kolaborasi yang lebih intensif dengan semua pihak. Baik swasta, universitas, perguruan tinggi, pakar, LSM, aktivis, generasi muda milenial, pemerintah daerah, dan media massa, dalam upaya mitigasi dan adaptasi dalam rangka melestarikan satwa liar kebanggaan Indonesia dan dunia,” kata Wiratno.

Pada kesempatan yang sama, Elim Sritaba, Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas menyatakan, pihaknya mengalokasikan 600.000 hektare kawasan hutan industri untuk tujuan konservasi.

Luas tersebut hampir seperempat total luasan konsesi para pemasok APP Sinar Mas.

“Hutan dan ekosistemnya memiliki nilai konservasi yang tinggi dan karbon stok tinggi, sehingga untuk menjaga kelestariannya, kami selalu berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah setempat dan rekan-rekan LSM serta akademisi, untuk menjaga dan mengelola kawasan lindung tersebut, agar mendapatkan solusi terbaik,” ujar Elim.

Elim menuturkan, untuk melindungi area konservasi yang luas, APP Sinar Mas memanfaatkan teknologi satelit, Forest Alert Services (FAS), untuk memantau keadaan tutupan hutan.

Dengan data tersebut, APP Sinar Mas dapat dengan cepat mengetahui dan melakukan intervensi jika diperlukan apabila ada gangguan yang mungkin mengancam sumber daya alam dan keanekaragaman hayati.

Selain itu, sebagai bagian dari komitmen APP Sinar Mas dalam Sustainability Roadmap Vision 2020, juga melakukan restorasi di area yang terdegradasi.

“Kami memiliki target untuk meningkatkan kualitas tutupan hutan menjadi 95% dalam kondisi baik di kawasan lindung kami dalam lima tahun ke depan. Termasuk pengayaan untuk melestarikan jenis pohon lokal dengan spesies langka,” ujar Elim.

Namun, kehidupan satwa liar tidak mengenal batas-batas wilayah antara wilayah konsesi maupun taman nasional.

"Inilah mengapa perusahaan menyesuaikan prosedur operasionalnya dengan memperhatikan pergerakan satwa liar, konsisten melakukan sosialisasi dan pelatihan bagi pekerja dan masyarakat, serta memastikan kantong makanan cukup bagi satwa kunci tersebut sehingga mereka dapat bergerak bebas dan aman,” tambah Elim.

Presiden International Co-ordinating Council of the Man and Biosphere UNESCO Profesor Enny Sudarmonowati menegaskan bahwa upaya berkesinambungan harus terus dilakukan.

“Pengelolaan suatu kawasan berupa cagar biosfer dapat menjadi salah satu solusi yang mengintegrasikan 3 pilar yaitu konservasi, pembangunan berkelanjutan, dan dukungan logistik berupa riset dan pemantauan serta edukasi,” ujar Enny.

"COP25 diharapkan membuka peluang kerja sama yang semakin luas dalam upaya konservasi dengan melibatkan peneliti-peneliti handal untuk mengembangkan inovasi dan membawa nilai tambah bagi masyarakat serta negara, sekaligus tetap mempertahankan nilai konservasinya,” tambah Enny.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini