Menurutnya, pelajaran bahasa tidak lagi menggunakan materi dramatika ataupun kosakata.
Namun, akan diganti dengan materi yang nantinya siswa bisa membaca dan kemudian bisa memahaminya.
"Sama juga dengan bahasa, bukan dengan dramatika, bukan belajar kosakata," katanya.
"Tapi membaca sesuatu, dan bisa memahami apa esensi daripada itu," jelas Nadiem.
Sehingga, Nadiem mengungkapkan, program pengganti ujian nasional 2021 nantinya mengarah kepada analisa dari siswa.
"Jadi analisa sebenarnya daripada itu yang kita maksudkan," jelasnya.
Selain konsep analisa, proses pembelajaran siswa juga tidak perlu lagi dengan membaca buku yang tebal, dan kemudian menghafalnya.
Baca: Indra Charismiadji Tanggapi Merdeka Belajar, Nadiem Makarim: Persiapan Guru Sangat Penting
"Terus terang tidak ada jumlah penghapalan atau baca-baca buku setumpuk untuk meningkatkan hasilnya," ungkapnya.
"Satu-satunya cara adalah melakukan pembelajaran secara baik," jelas Nadiem.
Nadiem berujar, nanti siswa bisa belajar dengan konsep mencintai membaca dan buku.
Menurutnya, itu cara untuk meningkatkan belajar siswa dengan baik.
"Belajar pemahaman konsep, cinta buku, cinta baca, itu satu-satunya cara meningkatkan," katanya.
"Jadi bukan hapalan lagi," tegas Nadiem Makarim.
Nadiem Makarim menjelaskan, program pengganti Ujian Nasional yaitu Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, sedang dibahas oleh Kemendikbud.