Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menjelaskan soal skema program asesmen kompetensi minimum dan survei karakter yang menjadi pengganti ujian nasional (UN).
Menurut Nadiem Makarim, sistem asesmen kompetensi minimum akan mempunyai dua materi untuk aspek kognitif, yakni kemampuan literasi dan numerasi.
Baca: Selain Hapus Ujian Nasional, Nadiem Juga Rombak Sistem Zonasi Sekolah
"Materinya yang bagian kognitif ada dua. Satu adalah literasi dan kedua adalah numerasi," ujar Nadiem Makarim saat Rapat Koordinasi bersama Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019).
Dalam aspek literasi, Nadiem Makarim menekankan aspek pemahaman dan analisa dalam bacaan.
Menurutnya, kemampuan memahami konsep bacaan tersebut merupakan hal yang lebih penting.
"Literasi itu bukan hanya kemampuan membaca. Literasi adalah kemampuan menganalisa sesuatu bacaan. Kemampuan mengerti atau memahami konsep di balik tulisan itu," tutur Nadiem Makarim.
Penilaian kedua adalah numerasi yang merupakan kemampuan menganalisis angka-angka.
Saat ini penilaian bagi siswa bukan berdasarkan mata pelajaran lagi.
Sementara untuk survei karakter, Nadiem Makarim memastikan bahwa program ini bukan tes.
Nadiem mengungkapkan survei karakter ditujukan untuk mengukur dan mengetahui karakter pribadi dan wawasan kebangsaan dari siswa.
Pertanyaan yang akan diarahkan kepada siswa juga lebih personal dan tentang pemahaman soal pandangan kebangsaan.
"Kalau survei, ya survei jadinya survei itu akan kita buat dengan cara yang akan sangat sulit untuk dipermainkan. Pertanyaan yang personal saja mengenai apa opininya, mengenai gotong royong, bhineka tunggal ika. Tapi bukan gotong royong, bhineka tunggal ika yang ditanya tapi esensinya," jelas Nadiem.
Seperti diketahui, Nadiem Makarim akhirnya membeberkan program pengganti ujian nasional (UN).
Baca: Pimpinan Komisi X DPR Dukung Keputusan Nadiem Makarim Hapus Ujian Nasional
Nadiem Makarim memastikan bahwa program UN akan tetap dilaksanakan pada 2020.
Namun, pada 2021 program ini akan digantikan dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.