Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra, menyampaikan pihaknya masih terus melakukan penyidikan ihwal kematian salah satu mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Yusuf Kardawi.
Hingga dua bulan lebih kematiannya, Kepolisian RI masih menyelidiki terkait ihwal siapa pelaku yang telah membuat Yusuf meninggal saat demonstrasi tersebut.
"Penyelidik dan penyidik di polda Sultra masih terus melakukan pendalaman terhadap kasus itu karena ada beberapa juga kaitan yang juga kita harus terus menggalinya," kata Asep di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan, Jumat (13/12/2019).
Baca: Mengadu ke Komisi III, Ibunda Yusuf Menangis Sebut Kasus Anaknya Dianaktirikan
Ia juga meminta masyarakat untuk bersabar dengan proses penyelidikan yang dilakukan oleh Polri.
"Satu hal pada peristiwa itu kita tidak melakukan otopsi karena menghormati juga dari permintaan keluarganya. Polisi masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sabar saja nanti kita sampaikan hasilnya," tukas Asep.
Sebelumnya, Ibunda Muhammad Yusuf Kardawi, Endang Yulida mendatangi Komisi III DPR RI untuk mengadu perihal pengusutan kasus yang menewaskan anaknya tak kunjung menemui titik terang, Selasa (10/12/2019).
Baca: Ayah Randi Berharap Penembak Anaknya Dipecat dari Kepolisian dan Dihukum Berat
Yusuf diketahui adalah salah satu mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), yang turut berunjuk rasa di Gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9) lalu.
Saat mendapat giliran menyampaikan keluh kesahnya kepada Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond Mahesa, suara Endang terdengar bergetar.
Endang mengaku terus mencari upaya keadilan hingga menemui Kapolda Sultra Brigjen Pol Merdisyam sebanyak dua kali karena mendengar kasus anaknya ditangani oleh Mabes Polri.
"Saya bertemu langsung dengan bapak Kapolda Merdisyam. Dua kali saya bertemu beliau meminta transparansi, bagaimana kasus anak saya," ujar Endang, di Ruang Rapat Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2019).
Endang kemudian mempertanyakan ke Merdisyam mengapa kasus Randy (mahasiswa lain yang tertembak dalam unjuk rasa) telah terungkap pelakunya, sementara kasus anaknya tidak terungkap.
Tangis Endang pun pecah saat menyampaikan hal tersebut ke Desmond. Ruang rapat komisi III kemudian hening dan semua mata tertuju pada Endang.
"Apa perbedaan antara kasus Yusuf dan Randy? Mereka sama-sama mati pak. Kenapa anak saya Yusuf dianaktirikan kasusnya, tidak ada progres sama sekali yang saya dapatkan. Mereka berjanji akan memberikan berita-berita yang terkait anak saya tapi sampai sekarang saya tak terima itu pak," kata Endang sambil terisak.
Baca: Kasus Anaknya Terhambat Karena Tak Ada Saksi dan Bukti yang Ditemukan Hanya Batu
Endang mengaku hari-harinya dilewatkan dengan tangisan semenjak kematian anak sulungnya tersebut. Ia menyampaikan datang jauh-jauh dari Kendari untuk meminta DPR sebagai wakil rakyat dapat menyampaikan suara hatinya kepada kepolisian.
"Karena di kampung kami mau mengeluh dengan siapa? Saya ke polsek tempat kami tinggal hingga polres namun jawaban mereka 'Bu bukan wewenang kami untuk berbicara'. Kemudian bertemu dengan kapolda, itu jawabannya dalam proses dan ini ditangani Mabes," imbuhnya.
"Lewat bapak saya mau berpesan, yang meninggal ini anak manusia. Teman-temannya dari mahasiswa belum bisa menerima kepergian dia, sampai hari mereka demo di DPRD Sultra. Saya berharap dengan bapak supaya kasus anak saya ditangani dengan serius pak," pungkas Endang.