Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menampik dirinya sempat menunjuk Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Sayangnya OSO menolak tawaran tersebut.
Jokowi maklum jika OSO menolak tawarannya.
Alasannya apabila menjadi Wantimpres, OSO harus mundur sebagai Ketua Umum Hanura.
Baca: Ditunjuk Jadi Wantimpres, Bos Mayapada Akan Beri Nasihat Soal Pengentasan Kemiskinan Kepada Jokowi
Sesuai aturannya, memang pimpinan partai politik (Parpol) tidak bisa rangkap jabatan menjadi Wantimpres.
"Pak Oesman Sapta Odang memang semula kita pilih tapi karena dalam Wantimpres tidak boleh merangkap berkaitan dengan politik," ujar Jokowi usai pelantikan Wantimpres di Istana Negara Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Atas pertimbangan itulah, OSO yang juga mantan Ketua DPD itu memilih fokus untuk mengurusi partainya.
Baca: Jokowi Lantik 9 Wantimpres, Wiranto Ditunjuk Jadi Ketua, Siap Kerja Usai Insiden Penusukan
Jokowi melanjutkan OSO telah menemui Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menyampaikan alasannya itu.
"Sehingga Pak Oesman Sapta tadi pagi menyampaikan kepada Menteri Sekretaris Negera bahwa beliau lebih mencintai partai. Sehingga tidak mau dan mundur dari Wantimpres," kata Jokowi.
Respons Wiranto ditunjuk Jokowi jadi Ketua Wantimpres
Wiranto mengucapkan banyak terima kasih kepada Jokowi karena diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Dia berjanji akan memberikan pikiran dan pertimbangan kepada Jokowi.
"Mudah-mudahan kami bekerja bisa memberikan sumbang pikir dalam ruang yang mungkin berbeda dengan instrumen yang beliau sudah ada," kata Wiranto usai pelantikan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Baca: Soal Majunya Gibran di Pilkada 2020, Pengamat: Memanfaatkan Momentum Politik
Ditanya soal alasan penunjukan dirinya sebagai Ketua Wantimpres, Wiranto meminta awak media untuk menanyakan langsung kepada Presiden Jokowi.