TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada hari ini.
Pelantikan tersebut berlangsung pukul 15.00 WIB pada Jumat (13/12/2019) di Istana Negara.
Ada sembilan nama yang menjadi Wantimpres Jokowi.
Satu di antaranya adalah, Dato Sri Tahir, seorang pengusaha kelas kakap pendiri Mayapada Grup.
Pria yang lahir pada 26 Maret 1952 itu menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
Tahir masuk sebagai peringkat ke-7 dalam jajaran 50 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes tahun 2019.
Tahir, sapaan akrabnya, dikenal sebagai pengusaha asal Surabaya yang dermawan.
Ia gemar menyumbangkan harta kekayaannya untuk misi kemanusiaan.
Tidak hanya dalam negeri saja, bahkan Tahir kerap menyumbang untuk negara lain.
Untuk itu, Tahir kerap berkeliling dunia untuk menyalurkan bantuannya.
Sampai-sampai ia memiliki yayasan perusahaan bernama Tahir Foundation.
Lewat yayasan itulah, bukti kedermawannya tidak main-main.
Dari laman instagram tahirfoundation, terlihat Tahir mengunjungi para pengungsi Suriah di Azraq, Yordania pada Oktober lalu.
Dalam keterangannya tertulis, tujuan Tahir datang untuk melihat kondisi langsung para pengungsi.
Tahir bahkan mengajak keluarganya yakni istri dan anaknya untuk ikut bersama mengunjungi para pengungsi.
Dilansir melalui forbes.com, sumber kekayaan Tahir ada pada perusahaan dengan bidang perbankan, rantai rumah sakit dan yang paling menonjol adalah real estate.
Tahir memiliki empat anak, satu di antaranya bernama Grace.
Grace adalah presiden komisaris Propertindo Mulia Investama, perusahaan properti yang terdaftar tahun 2019.
Istrinya benama Rosy, seorang putri taipan Indonesia, Mochtiar Riady.
Tahir adalah lulusan Bachelor of Arts/Science, Nanyang Technological University.
Ia juga menempuh pendidikan S2 administrasi bisnis di Golden Gate University.
Yang menarik dari seorang Tahir adalah sang ayah yang berprofesi pembuat becak.
Dan ia memulai karirnya dengan dealer mobil pada tahun 1980-an.
Tahir sempat mengalami kegagalan, setelahnya ia pindah ke bisnis garmen.
Tahir sempat membantu menguatkan perekonomian Indonesia pada Oktober, 2018.
Ia menukarkan uang pribadinya dari dolar ke Rupiah senilai Rp 2 triliun melalui Bank Indonesia.
Seperti yang diberitakan Tribunnews.com, Dato Sri Tahir bertemu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo untuk melaporkannya secara langsung. Aksi menukarkan dolar ini merupakan murni inisiatif pribadi Tahir.
“Pagi ini kami diterima oleh bapak gubernur BI, jadi kita bukti ke bapak gubernur dalam minggu lalu total kIta telah gantikan dolar 93 juta dolar AS plus 55 juta dolar Singapura ini pribadi tidak terkait dengan korporasi,” kata Dato Sri Tahir di Kompeks Bank Indonesia, Jakarta, Senin (15/10/2018).
Nantinya dana yang sudah ditukarkan ke Rupiah tersebut bakal disetorkan ke Bank Mayapada sebagai modal, tidak untuk diinvestasikan ke saham.
Dato Sri Tahir mengungkapkan motivasinya untuk menukarkan dolar ke Rupiah untuk membantu penguatan Rupiah yang saat ini sudah terdepresiasi 12,30 persen ke level Rp 15.230 per dolar AS.
Tahir juga mendorong agar pengusaha-pengusaha di dalam negeri yang masih menyimpan uangnya dalam dolar di Singapura juga melakukan hal yang sama.
Tahir memberikan dorongan untuk pengusaha lain supaya tidak perlu risau dengan kondisi ekonomi dalam negeri.
“Kita harap pengusaha-pengusaha yang lain, saya rasa masih banyak pengusaha yang punya uang di Singapura. Tidak perlu khawatir dengan ekonomi Indonesia,” ungkapnya.
(Tribunnews.com/Maliana/Syahrizal Sidik)