1. Adanya dinamika politik di PPP bermula dari Musyarawah Kerja Nasional (Mukernas) di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
2. Bermula dari pemetaan dukungan Pemilihan Presiden 2014.
3. Munculnya dukungan untuk Jokowi-Jusuf Kalla, walau PPP belum mengumumkan resmi dukungan Pilpres 2014.
4. Ketua Umum PPP Suryadharma Ali maju dalam Pilres 2014 mendukung Prabowo Subianto.
Dilansir Tribunnews, Suryadharma Ali berorasi dalam kampanye yang digelar Partai Gerindra di Stadion Gelora Bung Karno.
Suryadharma Ali berani melakukan manuver hingga banyak kader elit PPP seperti pengurus DPW dan DPC yang kaget.
Saat itu Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menegaskan PPP tidak pernah membuat kesepakatan formal untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra.
5. Gesekan kembali terjadi saat peta politik dalam PPP mengerucut menjadi dua nama, yaitu Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
Tak hanya Suryadharma Ali, namun Djan Faridz juga ikut menghadiri kampanye Gerindra mendukung Prabowo.
6. Suryadharma Ali terseret sebagai tersangka KPK.
Akibatnya kalangan kader PPP dibuat resah.
Oleh karena itu, maka Suryadharma Ali harus mundur demi nama baik PPP.
7. Diselenggarakannya Muktamar Surabaya dan terpilih secara aklamasi nama Romahurmuziy sebagai Ketua Umum PPP.
Karena Romahurmuziy (Rommy) tersangka kasus KPK jual beli jabatan selanjutnya digantikan Suharso Monoarfa.
8. Sedang Humphery Djemat menggantikan Suryadharma Ali. (*)
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Ardito Ramadhan/Ferdinand Waskita)