Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin menilai tak ada jalan lain untuk membesarkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kecuali melalui islah.
"Tak ada jalan lain untuk bisa membesarkan PPP selain islah. Islah menjadi keniscayaan bagi sesama kader PPP," ujar Ujang, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (14/12/2019).
Baca: Sandiaga Uno Apresiasi Kinerja Erick Thohir Sebagai Menteri BUMN
Ujang mengatakan PPP harusnya belajar dari partai Golkar yang telah berhasil move on dan menata diri. Dengan islah, ia melihat PPP akan kembali diperhitungkan di kancah perpolitikan nasional.
"Hilangkan ego, sudahi konflik. Jika masih konflik terus menerus dan islah tidak terjadi, maka di 2024 saya kira PPP terancam digusur oleh partai-partai lain," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal PPP versi Muktamar Jakarta Sidarto mengaku, sengaja hadir dalam pembukaan Mukernas V PPP di Hotel Grand Sahid Jakarta, Sabtu (14/12/2019).
Menurut Sidarto, kehadirannya untuk menunjukkan PPP telah solid melebur menjadi satu.
"Kedatangan saya kemari sebagai pertanda PPP sudah satu," ujar Sidarto di lokasi Mukernas V PPP.
Sudarto mengaku, islah merupakan jalan satu-satunya bila ingin suara PPP kembali besar.
Karena, hasil Pemilu 2019 sudah membuktikan, perpecahan hanya membawa kehancuran bagi PPP.
"Hasil pemilu 2019 itu peringatan buat kita semua. Seluruh kader PPP ditegur. Jadi sudah saatnya kita memikirkan PPP ke depan agar supaya lebih baik," kata Sidarto.
Sudarto pun mengatakan, islah ini merupakan strategi untuk menyongsong Pemilu 2024.
"Saya kira sudah selesai urusan-urusan seperti itu. Saatnya kami berfikir bagaimana PPP bangkit dan siap menyongsong pemilu 2024," jelasnya.
Baca: Mahfud MD: Mari Kita Bayangkan Suatu Negara Tidak Punya Partai Politik
Lebih lanjut, Sudarto menegaskan, pihaknya tak meminta syarat apapun untuk islah dengan PPP pimpinan Suharso Monoarfa.
"Ini kami lakukan karena melihat suara PPP yang merosot di 2019. Kami memilih islah tanpa ada syarat apapun. Ini semua nanti akan diselesaikan pada Muktamar PPP 2020," ungkapnya.