Nadiem mengatakan akan menghapus USBN yang selama ini telah dilaksanakan.
Sebagai gantinya hanya akan ada ujian sekolah.
Nadiem menginginkan sekolah memiliki tolak ukur tersendiri bagi muridnya.
Sehingga yang melakukan penilaian terhadap siswa dilakukan oleh gurunya sendiri.
"Sudah tidak ada USBN, itu kembali kepada sekolah. Jadi hanya ujian sekolah," jelas Nadiem.
"Secara jelas, evaluasi atau penilaian terhadap siswa atau murid itu dilakukan oleh guru,"
"Dan assessment untuk kelulusan itu adalah ditentukan oleh sekolah," tandasnya.
2. Mengganti sistem Ujian Nasional (UN)
Nadiem juga akan mengganti sistem UN menjadi assessment competency dan survey karakter.
Tidak hanya itu, Nadiem juga akan memajukan pelaksanaan sistem penilaian ini yang semula berada di akhir jenjang menjadi di tengah.
Sehingga hasil dari penilaian siswa tersebut tidak dapat digunakan sebagai alat seleksi siswa.
Nadiem menginginkan bukan siswa yang menjadi tolak ukur, seharusnya sekolah dan sistem pendidikan yang telah dilaksanakan di institusi tersebut.
"UN diganti jadi assessment competency dan survey karakter. UN itu sekarangkan di akhir jenjang, nanti akan ditengahkan jenjangnya, jadi itu tidak bisa digunakan sebagai alat seleksi siswa," ucap Nadiem.
"Sekarang yang dihukum itu kan siswanya kalau angkanya tidak baik."