TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh Muhammadiyah sekaligus Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafi'i Maarif, bercerita mengenai seseorang yang menghubunginya dan mengaku berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Orang tersebut meminta bantuannya agar dipertemukan dengan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Menurut Buya Syafi'i, orang itu ingin menyampaikan persoalan terkait mafia migas kepada Ahok.
"Karena saya dianggap dekat dengan Ahok, maka saya diminta komunikasi," kata dia.
Buya pun lantas menuturkan persoalan mafia migas yang sudah menjadi fenomena di Indonesia selama puluhan tahun.
Bahkan, kata dia, Presiden Joko Widodo pernah mengatakan kerugian negara yang diakibatkan oleh para mafia migas mencapai Rp 1 triliun per bulannya.
"Dan yang terlibat itu bukan hanya asing, tapi juga anak-anak bangsa yang bermental asing. Itu luar biasa," kata Maarif.
Namun, Maarif mengaku dirinya belum sempat menyampaikan langsung kepada Jokowi terkait persoalan mafia migas tersebut.
Ia mengatakan, apabila persoalan tersebut tak diatasi, maka kondisi "negara dalam negara" tak bisa terbantahkan lagi.
"Saya belum sempat bicara langsung kepada Pak Jokowi ya, tapi ini kalau tidak bisa diatasi, sudah negara dalam negara. Petral sudah dibubarkan," kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Saat Buya Syafi'i Cerita soal Mafia Migas yang Rugikan Negara Hingga Triliunan...