TRIBUNNEWS.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan merekrut generasi milenial bergabung dalam Kementerian ataupun perusahaan BUMN.
Erick Thohir mengatakan, Kementerian BUMN tidak hanya menginginkan sebuah perubahan.
Namun, pihaknya akan merekrut kalangan milenial untuk bergabung.
"Bahwa kita akan adanya perubahan, tapi kita juga siap merekrut generasi milenial untuk bergabung," ujar Erick Thohir, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (17/12/2019).
Erick berujar, dirinya ingin para milenial yang akan ia rekrut, harapannya menjadi seorang pemimpin ke depan.
"Tidak hanya di kementerian, tapi juga di perusahaan-perusahaan BUMN, dan saya juga berharap mereka menjadi pimpinan-pimpinan ke depan," jelasnya.
Sehingga, ia menginginkan pemimpin perusahaan BUMN ke depannya sudah dipimpin oleh seseorang yang usianya masih 45 tahun.
"Jadi dirut BUMN jangan usianya yang 70, 65, kalau bisa 45," katanya.
"Kita coba upgrade-upgrade seperti itu lah," lanjut Erick Thohir.
Namun, Erick mengaku akan tetap menjaga para senior di BUMN.
Ia mengatakan, akan menjadikan para senior BUMN menjadi mentor bagi para generasi muda.
"Tetep yang para senior kita jaga, mereka menjadi mentor yang bagus," imbuhnya.
Menteri BUMN ini berujar, BUMN mempunyai banyak pemimpin yang bagus.
"Banyak sekali figur-figur yang bagus di komisaris, ataupun di Kementerian BUMN," ungkapnya.
Namun, ia mengatakan, biar kalangan muda saja yang berperan sebagai pendobrak di Kementerian maupun perusahaan BUMN.
"Tapi yang mendobrak, yang bekerja, biar yang mudaan lah," jelasnya.
Pemilihan Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina
Erick Thohir kerap mengungkapkan, dirinya butuh figur pendobrak dalam memilih pemimpin perusahaan BUMN.
Saat menunjuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi Komisaris Utama Pertamina, dengan tegas Erick Thohir memilihnya karena Ahok diharapkan jadi sosok pendobrak dalam tubuh Pertamina.
Erick menilai Ahok bisa membantu Pertamina mencapai target-target ke depannya.
"Kenapa Pak Basuki di Pertamina, saya rasa bagian terpenting bagaimana target-target Pertamina, bagaimana mengurangi impor migas harus tercapai, bukan berarti anti impor, tapi mengurangi," ujar Erick Thohir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/2019), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Ia berujar jika Ahok adalah sosok pendobrak yang dirasa pas untuk menempati posisi Komisaris Utama Pertamina.
Menurutnya salah jika orang-orang menganggap pendobrak artinya suka marah-marah.
"Karena itu, kenapa kita perlu orang yang pendobrak, pendobrak bukan marah-marah, saya rasa Pak Ahok berbeda," katanya.
Sebab, dengan adanya sosok pendobrak seperti Ahok, Pertamina bisa mencapai targetnya.
"Kita perlu figur pendobrak, agar ini semua berjalan sesuai target," ujarnya.
Erick menjelaskan jika nantinya Ahok menjabat Komisaris Utama Pertamina, ia tidak melaksanakan tugas harian seperti para direksi.
"Beliau komisaris utama, kan direksinya yang day to day," kata dia.
Sementara, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan, Ahok adalah sosok yang bisa mendukung kemajuan salah satu BUMN nantinya.
"Karena kita butuh orang-orang seperti Pak Ahok yang memang bisa mendukung BUMN gitu," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (13/11/2019).
Ia menambahkan jika Ahok sudah memiliki kapasitas yang diakui oleh publik, mengingat sebelumnya Ahok sudah pernah menjadi pejabat publik.
"Beliau kan juga punya kapasitas yang diakui oleh publik," ungkap Arya.
Ia mengungkapkan, saat ini Ahok terbilang masih muda sehingga bisa membantu BUMN.
"Kan Pak Ahok juga masih muda, jadi bisa kita minta untuk membantu BUMN," katanya.
Pemilihan Chandra Hamzah Jadi Komisaris Utama BTN
Erick Thohir menunjuk Chandra Hamzah menjadi Komisaris Utama Bank Tabungan Negara (BTN).
Pengumuman resmi itu disampaikan Erick Thohir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
"Karena memang Pak Pahala kan ada tugas baru juga, jadi Dirut BTN, dan komisaris utamanya Pak Chandra Hamzah," ujar Erick, dikutip dari Kompas TV.
Erick Thohir menjelaskan alasan di balik pemilihan mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Chandra Hamzah ini sebagai Komisaris Utama BTN.
Menurutnya, Chandra Hamzah mempunyai latar belakang hukum yang bisa mengatasi isu dalam BTN saat ini.
"Saya rasa kan masing-masing punya alasan berbeda, kalau Pak Chandra Hamzah memang background-nya hukum," ujarnya.
"Kita tahu sekarang di BTN ada isu-isu kurang baik, ya tentu harus dilihat secara hukum, apalagi ini kan jadi ujung dari pembiayaan perumahan rakyat nasional," lanjut Erick.
Chandra Hamzah dinilai tepat untuk memberi solusi terkait pembiayaan perumahan rakyat nasional, terutama untuk usia muda.
"Apalagi ada program ke depan, bagaimana anak-anak muda Indonesia umur 25-35, bisa dapat juga memberi akses perumahan, apalagi pegawai negeri yang usianya muda," jelasnya.
"Kita akan pindah ke ibu kota baru, kalau tidak ada fasilitas kepada ASN nanti gimana," tambah Erick.
(Tribunnews.com/Nuryanti)