"Memang rasa sedih dan kangen itu tentunya tidak akan bisa hilang, selebihnya hanyalah bagaimana kita bisa tetap hidup dan menemukan keseimbangan kita sendiri dan juga menerima kenyataan bahwa bapak memang sudah tidak ada lagi," katanya.
"Namun demikian tentunya saya kira bapak sendiri telah mempersiapkan kami-kami sendiri juga termasuk saya dengan sangat baik terutama untuk bagaimana kita menghadapi hidup itu sendiri setelah bapak tidak ada lagi," tambah Ilham.
Putra sulung BJ Habibie itu mengatakan, sebetulnya dia dan keluarga sudah sangat siap menyambut kepergian sang bapak.
Meskipun begitu, apa yang disampaikan sang bapak tak pernah luput dari ingatannya.
Gagasan besar yang pernah diajarkan sang bapak kepada Ilham tentunya tentang pesawat terbang.
Lebih lanjut, Iham mengatakan dia dan sang bapak sama-sama orang pesawat dan diskusi tentang pesawat bukan dilakukannya satu atau dua kali dengan sang ayah.
"Bahkan sebagian hidup kita berdua, puluhan tahun, kita hanya membahas mengenai pesawat, bukan yang kami buat tetapi pada umumnya," ujarnya.
Pembahasan seputar pesawat terbang bukan hanya untuk kepentingan membuat pesawat, tapi bagi negara Indonesia yang memang memerlukan pesawat.
Kemudian, apa yang telah diajarkan BJ Habibie kepada Ilham adalah agar dia bisa berguna bagi negara sekaligus menunjukkan kepada seluruh anak bangsa bahwa dia mampu mewujudkan semua yang dibahasnya bersama sang bapak.
"Pembahasan seputar pesawat terbang dengan bapak juga sekaligus untuk kita memberikan contoh kepada negara kita, bahwa kita mampu mewujudkan impian itu," tandas Ilham Habibie.