TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Keharuan menyeruak ketika Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif dan para komisioner lainnya berpamitan. Mulai hari ini, Jumat (20/12/2019), Laode bukan lagi komisioner di KPK karena posisinya digantikan tim baru yang dipimpin Komjen Pol Firli Bahuri.
Para pegawai KPK tampak berkaca‑kaca saat perpisahan bersama lima pimpinan KPK periode 2014-2019. Dalam kesempatan itu Laode bercerita mengenai hari‑hari terakhir menjadi pimpinan KPK.
Baca: Uang Suap Mantan Bupati Cirebon untuk Acara PDIP, Dia Juga Borong Tanah dan 7 Mobil Mewah
Laode memang mengemas barang‑barang di ruangan kerjanya, sepekan belakangan. Tak banyak barang yang ia simpan di ruangan. "Sebenarnya barang saya tidak banyak. Hanya buku-buku saja," ujar Laode di Auditorium ACLC (Pusat Edukasi Antikorupsi), Kuningan, Jakarta, Kamis (19/12).Ruangan Laode sudah hampir bersih.
"Raket, bola basket, sudah lebih dulu saya bawa pulang. Mungkin besok (Jumat) yang terakhir, mesin bikin kopi saya akan saya bawa pulang," ujar Laode.
Baca: Uang Suap Mantan Bupati Cirebon untuk Acara PDIP, Dia Juga Borong Tanah dan 7 Mobil Mewah
Ada satu barang yang ditinggal oleh Laode di ruangannya. Laode mengatakan komisioner KPK yang menempati ruangan itu akan menerima barang itu disertai sebuah pesan. "Barang itu berupa kulit kerang yang besar. Itu akan didapat oleh komisioner yang menempati ruangan saya. Nanti saya tulis pesan di situ. Selamat dipakai," kata Laode.
Baca: Laode M Syarif Pamitan ke Pegawai, KPK Lahir dari Air Mata dan Darah, Perjuangan Masih Panjang. . .
Laode bersama keempat pimpinan KPK lain sudah mengucapkan salam perpisahan ke sejumlah pegawai. Laode menjelaskan saat perpisahan suasana haru terjadi. Ia dipeluk oleh Wakil Ketua KPK Thony Saut Situmorang.
Baca: Rencana Agus Rahardjo dan Laode Syarif Setelah Pensiun dari Pimpinan KPK
"Dia tiba‑tiba peluk saya menangis. Dia bilang tidak ketemu saya lagi. Saya bilang, kan rumah kita bertetangga di Kalibata. Terus dia bilang, kan nantinya beda. Bukan cuma dia saja, tapi kami semuanya merasa terharu," ujar Laode.
Saat perpisahan dengan para pegawai KPK, ucap Laode, kelima pimpinan KPK mendapat kenang‑kenangan, yakni lukisan kelima pimpinan. "Wah cakep banget. Kami dapat foto yang dibikin kayak lukisan gitu, ya kolase ya, jadi lima. Ada Pak Agus (Raharjo), yang depan, lalu kami berempat di belakangnya. Yang buat saya, saya di depan, yang empatnya di belakang. Jadi bikin lima," tambah Laode.
Baca: Diderai Isu Pelemahan, KPK Kembali Gelar OTT, 9 Pejabat Perum Perindo Diamankan
Ia berpesan kepada seluruh pegawai KPK, perlawanan memberantas korupsi tidak boleh pupus. Harus berlanjut secara terus menerus. "Kami berlima bilang, perlawanan memberantas korupsi itu adalah perjuangan maraton. Kami ajak mereka untuk optimis.
Baca: Detik-detik Saat Bupati Lampung Utara Ditangkap KPK, Warga Ramai-ramai Merekam
Undang‑Undang KPK bisa berubah, tapi semangat seluruh pegawai KPK untuk mencegah dan memberantas korupsi harus tetap kuat, bahkan harus lebih kuat lagi dibanding sekarang," kata Laode.