TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Said Aqil Siroj menyampaikan ucapan selamat hari Natal kepada umat kristiani yang merayakan.
Said Aqil Siroj menekankan pentingnya memperkuat solidaritas untuk masa depan bangsa.
Said menyampaikan ucapan selamat hari Natal kepada semua umat kristiani di berbagai tempat, khususnya bagi umat Kristiani di Indonesia.
"Saya Said Aqil Siroj, ketua umum PB Nadhlatul Ulama. Mengucapkan selamat hari Natal tahun 2019 masehi untuk semua saudara-saudara saya yang beragama kristiani dimanapun berada khususnya yang berada di Negara Republik Indonesia," ujar Said Aqil, dikutip dari YouTube Kompas TV.
Said berharap, perayaan Natal ini bisa memperkuat hubungan satu sama lain.
Ia ingin adanya solidaritas dan persatuan antar umat beragama.
Said mengimbau untuk semua umat beragama bergandengan tangan, demi kebaikan dan persatuan bangsa.
"Semoga kedepan dengan Natal ini kita memperkuat satu sama lain, solidaritas, persaudaraan, bergandengan tangan, demi masa depan bangsa yang bersatu," katanya.
Adanya persatuan antar umat dalam perayaan Natal, Said berujar ke depannya Indonesia akan mendapat penghargaan dari dunia internasional karena sikap toleransinya ini.
"Menyatukan sikap visi misi kedepan agar bangsa Indonesia mendapatkan penghargaan di mata dunia internasional," ungkapnya.
Ketua Umum NU ini ingin bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, maupun budaya, bisa bersatu.
Ia berharap semua warga Indonesia bisa bersatu sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain itu, menurutnya, antar umat beragama ini harus bersatu yang didasarkan pada Pancasila maupun Undang-undang Dasar 1945.
"Kita bangsa Indonesia terdiri dari sekian suku, sekian agama, sekian budaya tapi kita tetap bersatu dalam bingkai NKRI, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945," jelasnya.
Dalam ucapannya selamat hari Natal itu, Said Aqil Siroj menutupnya dengan harapan agar bangsa Indonesia bisa jaya, maju, bermartabat, dan berbudaya dari rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
"Semoga kita semua dapatkan berkat Tuhan. Jaya, maju, bermartabat, berbudaya," imbuh Said.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Agama Fachrul Razi menegaskan, muslim yang mengucapkan selamat Hari Natal tidak akan mengganggu akidah masing-masing orang.
Mengenai pro kontra mengucapkan selamat Hari Natal, menurut Fachrul Razi, setiap orang berhak menentukan sikapnya.
Namun, ia mengatakan, tidak boleh memaksakan sikap.
"Orang punya sikap boleh, tapi tidak boleh memaksakan sikapnya," ujar Fachrul Razi, dikutip dari YouTube Kompas TV, Jumat (20/12/2019).
Sehingga, menurutnya, bagi muslim yang tidak ingin mengucapkan selamat Natal, juga dipersilakan.
"Misalnya orang punya sikap tidak boleh ucapkan selamat Hari Natal, ya silakan saja dia punya sikap itu," lanjutnya.
Begitu juga bagi orang yang mengucapkan selamat Hari Natal, Fachrul juga persilakan sikap tersebut.
"Kalau ada orang lain yang ucapkan selamat Hari Natal kepada temannya, ya itu orang punya sikap seperti itu juga," jelasnya.
Sehingga dengan tegas, Fachrul mengatakan, mengucapkan selamat hari Natal tidak akan mengganggu akidah seorang muslim.
"Pasti tidak tidak akan sedikitpun mengganggu akidah orang masing-masing," katanya.
Dikutip dari Kompas.com, Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan, masing-masing agama mempunyai tingkat keimanan yang tinggi.
Sehingga dengan adanya keimanan antar umat beragama tersebut, akan terjalin antar umat beragama.
Kemudian, kerukunan tersebut akan membangun bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi.
"Menjelang malam Natal 25 Desember, sudah semestinya kita memberikan kesempatan kepada pemeluk agama lain untuk beribadah," ajak Fachrul.
Fachrul Razi lalu memuji tingkat kerukunan umat beragama di Jawa Tengah yang terbilang tinggi yakni mencapai 74,8 persen dan jadi yang tertinggi di seluruh Pulau Jawa.
"Angka kerukunan Jateng tertinggi di Pulau Jawa sekitar 74,8 persen." katanya.
Fachrul berharap toleransi tersebut akan terus terjalin ke depannya.
Ia juga ingin toleransi yang sudah terjalin bisa lebih baik lagi.
"Ya mudah-mudahan adanya toleransi beragama yang terjalin akan jadi lebih baik lagi ke depannya." imbuhnya.
Menurutnya, ketika umat beragama tidak rukun, maka keberagaman di Indonesia juga tidak akan terjalin.
"Kalau umatnya tidak rukun, jadinya sulit membangun keberagaman," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Riska Farasonalia)