TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) maupun pihak terkait kecelakaan Bus Sriwijaya di Pagar Alam, Sumatera Selatan.
"Kami sudah melakukan upaya insentif dengan menugaskan beberapa staf dari Dirjen Darat, terutama dari KNKT," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dikutip dari Kompas.com.
Budi mengatakan, KNKT dikerahkan untuk mencari penyebab kecelakaan maut Bus Sriwijaya, di Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (23/12/2019) malam.
Lebih lanjut, Budi juga menjelaskan, pihaknya belum bisa memutuskan dalam pemberian sanksi atau tidak terhadap Perusahaan Otobus (PO) Sriwijaya.
Jika terbukti PO tersebut tidak melakukan pengecekan kondisi bus apakah layak jalan atau tidak, maka bisa dilakukan tindakan hukum.
"Kalau memang mobil itu tidak di-ramp check, ada suatu law enforcement yang tegas, mereka harus diatur," tutur Budi.
Berdasarkan informasi saat ini, Rabu (25/12/2019) data dihimpun dari jumlah yang meninggal ada 31 orang korban kecelakaan.
Sebelumnya, Budi Karya Sumadi juga menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah kecelakaan Bus Sriwijaya yang terjadi di Pagaralam, Sumatera Selatan.
Budi Karya Sumadi menyampaikan turut prihatin atas kecelakaan yang menewaskan kurang lebih 26 penumpang tersebut.
"Saya prihatin tentang kejadian itu dan turut berbelasungkawa atas kejadian itu," tutur Budi karya, dilansir kanal YouTube KompasTV, Selasa (24/12/2019).
Menurut Budi, yang harus diperhatikan dalam berkendara adalah keamanan.
"Inilah pentingnya yang namanya safety, kalau safety kita abaikan, begitu yang terjadi," jelasnya.
Budi Karya Kementerian Perhubungan bersama pihak kepolisian akan mencari tahu penyebab dari kecelakaan bus Sriwijaya ini.
"Kami bersama kepolisian akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata dia.
"Apakah ini merupakan kesalahan manusia, atau yang lain," lanjutnya.
Lebih lanjut Budi mengatakan, kecelakaan ini menjadi perhatian dan pelajaran bagi seluruh masyarakat untuk tetap hati-hati.
"Tapi ini justru menjadi perhatian kepada seluruh masyarakat, khususnya operator dan pengemudi untuk berhati-hati," ungkapnya.
"Karena pada masa sekarang ini, ada yang pengen penumpangnya banyak, waktunya cepat," imbuh Budi.
Sekali lagi ia menekankan, untuk tetap memperhatikan keamanan, satu di antaranya dengan memperhatikan kondisi bus yang akan digunakan.
"Tetapi semua itu tidak konten dengan savety, sebelum saya mengevaluasi bus ini seperti apa, gunakan bus-bus yang sudah layak jalan," ujar Budi.
Selain itu, Budi Karya juga meminta para sopir diperiksa kesehatannya sebelum melakukan perjalanan.
"Saya minta di terminal-terminal, sopirnya itu diperiksa," jelas Budi.
Budi Karya berharap tidak ada lagi kejadian kecelakaan seperti ini terulang kembali.
Kronologi kejadian
Awal mula kejadian, Bus Sriwijaya BD 7031 AU mengalami kecelakaan pada pukul 23.00 WIB.
Hal tersebut disampaikan Pegawai Humas Kantor SAR Palembang, Dayu Willy.
Bus dengan rute perjalanan dari Bengkulu menuju Palembang.
Dayu Willy mengatakan Bus Sriwijaya langsung terjun ke dalam jurang saat melintas di belokan tajam yang menyebabkan 27 orang penumpang tewas.
"Sopir bus tersebut atas nama Fery dan ditemukan meninggal. Proses evakuasi saat ini masih berlangsung," kata Dayu, melalui pesan singkat.
Lebih lanjut, Dayu menyatakan kondisi yang dilalui Bus Sriwijaya memang terjal.
Kendati demikian, penyebab kecelakaan maut Bus Sriwijaya belum bisa dipastikan.
"Kita masih mengupayakan untuk proses evakuasi. Untuk penyebabnya, pihak kepolisian yang akan menyampaikan," ujar Dayu.
Diduga Sopir Mengantuk
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Selatan, Kombes Supriadi mengatakan, dugaan kecelakaan yang dialami bus Sriwijaya rute Bengkulu-Palembang, si sopir mengantuk.
Dugaan itu dikuatkan dengan kesaksian penumpang yang selamat.
Kesaksian dari korban selamat tersebut menyebut bus Sriwijaya mengalami tiga kali terperosok ke saluran air dan menyenggol kendaraan lain sebelum masuk ke jurang.
"Sementara dugaannya sopir mengantuk karena sempat ada tiga kali insiden. Bus juga sempat bersenggolan dengan mobil lain," ujar Supriadi.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)