Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nani Mulyo (51), seorang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dapat menghirup udara bebas bertepatan pada Hari Raya Natal, 25 Desember 2019.
Dia bebas setelah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta memberikan Remisi Khusus II kepada mantan pegawai swasta tersebut.
Secara simbolis penyerahan remisi tersebut diberikan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang, Rabu (25/12/2019).
"Sangat bahagia. Suka cita tepat pada hari Natal bisa mendapatkan remisi. Dan puji Tuhan langsung kembali ke keluarga," kata Nani, ditemui di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang, Rabu (25/12/2019).
Dia mengaku mendapatkan banyak pengalaman berharga selama mendekam "dibalik jeruji besi". Pengalaman itu, kata dia, membuatnya akan berubah menjadi orang yang lebih baik.
Selama berada di dalam tahanan, dia mengaku mendapatkan siraman rohani dari pemuka agama Nasrani. Sehingga, dia merasa dekat dengan Tuhan.
"Baik dan hubungan dengan petugas baik. Tidak ada masalah," kata dia.
Dia memberikan pendidikan kepada WBP lainnya. Dia berkeinginan membagikan ilmu kepada orang lain.
"Saya kebetulan mengajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM,-red) mengajar di paket B setara SMP. Saya rindu menyumbangkan apa yang saya bisa. Saya rindu untuk kembali berkarya," kata dia.
Dia mendekam di Rumah Tahanan Pondok Bambu selama dua tahun dan tujuh bulan. Dia terjerat kasus penggelapan.
Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, R. Andika Dwi Prasetya, mengungkapkan WBP di wilayah kerjanya mendapatkan pembinaan sepanjang waktu.
Petugas Pemasyarakatan bekerjasama dengan pemuka agama memberikan bimbingan rohani kepada WBP.
"Tidak hanya Natal. Sepanjang waktu pembinaan kerohanaian diberikan bagi setiap penganut agama," kata dia.
Khusus untuk Hari Raya Natal, dia mengaku memfasilitasi WBP untuk merayakan hari besar bagi umat Nasrani itu bersama dengan keluarga.
Dia meyakini keluarga merupakan elemen penting dari pembinaan terhadap WBP.
"Elemen penting keterlibatan keluarga selain masyarakat sendiri," tambahnya.