TRIBUNNEWS.COM - Presenter ternama, Najwa Shihab mengaku pernah belajar cinta dari wawancaranya bersama mendiang Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie.
Sebelumnya, Najwa Shihab mengatakan sudah belasan kali melakukan wawancara dengan Presiden ke-3 Republik Indonesia tersebut.
Najwa mengungkapkan, setiap ia melakukan wawancara dengan Habibie, dirinya selalu mendapat nuansa yang berbeda.
"Ketika wawancara soal demokrasi itu beda ketika bicara soal mimpinya, soal Indonesia yang berdikari. Ketika bicara soal teknologi, saya dapat nuansa yang berbeda ketika bicara soal cinta," ungkap Najwa, dilansir dari Youtube Najwa Shihab unggahan Catatan Najwa, Rabu (25/12/2019).
Pasca 40 hari wafatnya istri Habibie, Hasri Ainun Besari, Najwa menjadi wartawan pertama yang berhasil mewawancarai Habibie.
Pihaknya menjelaskan momen berbincangnya dengan Habibie saat itu tidaklah seperti suasana yang sedang berwawancara.
Ia mengaku, rasanya saat itu ia sedang mendengarkan curahan hati seseorang yang patah hati.
"Tapi ketika saya konfirmasi, 'Anda patah hati?', dia bilang dia tidak menjawab patah hati. Dia bilang,' Separuh jiwa saya pergi', dan itu kemudian kita jadikan judul 'Separuh Jiwa Saya Pergi'," jelas Najwa.
Najwa mengaku bahwa dari wawancaranya tersebut, ia belajar cinta dengan kisah yang diceritakan setiap aksennya dari almarhum Habibie.
Ketika itu Habibie menyampaikan padanya dan menyebut ada dua jenis cinta.
"Ada cinta di mana dua manusia bertemu memutuskan untuk memberikan segala yang dia punya, sampai maut akan menjemput salah satu dari mereka, dan itu namanya cinta sejati," kata Najwa mengutip perkataan Habibie.
"Yang terjadi pada Ainun adalah, Ya, maut menjemput Ainun. Saya sudah tidak bisa lagi berbicara dan memegangnya. Tapi saya masih bisa merasakan kehadirannya. Itu artinya, maut pun tidak bisa memisahkan kami, dan itu namanya cinta illahi," lanjutnya menyampaikan paparan jenis cinta yang diungkap Habibie.
Najwa mengatakan sangat ingat sekali akan kata-kata indah yang keluar dari Habibie, sehingga selalu menyentuh hatinya.
Sementara itu, mendiang Habibie juga pernah menceritakan kepadanya terkait pasca 20 hari wafatnya Ainun.
Ketika itu Habibie dalam kondisi depresi.
"Kata-katanya, 'Saya hampir tenggelam dalam samudra kesedihan'," ujarnya yang mengutip kata-kata indah Habibie tersebut.
Najwa menuturkan, pilihan Habibie untuk menuliskan buku adalah pilihan untuk selamat dari kegilaan.
"Karena waktu itu pasca 20 hari Ibu Ainun wafat, ia sempat berada dalam kondisi tidak sadar. Malam-malam bangun, tidak mengenakan baju dia bilang, menangis seperti anak kecil mencari Ainun. Ia berada di ujung depresi," kata Najwa menceritakan curahannya Habibie kepadanya.
Terkait peristiwa depresinya, akhirnya dokter memberikan beberapa pilihan untuk Habibie.
Pilihan pertama dari dokter adalah masuk rumah sakit jiwa.
Kedua dirawat di rumah dengan didatangkan pihak psikiater.
Ketiga diminta untuk mengeluarkan isi hatinya.
Terakhir pilihan untuk menulis buku.
"Dan kemudian pilihan menulis buku lah yang diambil," jelas Najwa.
Saat itu Najwa menanyakan apakah Habibie pernah membayangkan kisah cintanya dinikmati begitu banyak orang.
"Dan dia bilang, pilihan dia menulis buku itu pilihan untuk selamat dari sakit jiwa. Bukan untuk mengabadikan cinta. Bukan untuk membuat kenangan tau memori tertentu, begitu," ujarnya.
Menurut Najwa, apapun yang dihasilkan dari cinta akan melahirkan cinta-cinta yang lain.
Diketahui buku tulisan Habibie kini menjadi best seller hingga laku di berbagai negara.
Serta telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Dari buku tersebut lahir lah opera Ainun, musik, film, Monumen Cinta Habibie-Ainun, hingga prangko yang diterbitkan PT Pos Indonesia pada Jumat (20/12/2019).
Hal itu adalah bukti bahwa cinta illahi akan bisa menelurkan cinta-cinta yang lain.
Adapun Najwa pernah berkesempatan pulang kampung bersama Habibie.
Najwa saat itu ikut Habibie pulang ke Parepare, Makassar.
Najwa pun juga menggelar acara Makassar yakni meresmikan Monumen Cinta Habibie-Ainun.
Najwa mengungkap saat peresmian monumen tersebut Habibie berkesempatan membacakan puisinya.
Adapun bunyi puisi tersebut sebagai berikut:
Cinta adalah anugerah ilahi yang harus dijaga dan dipelihara kemurniannya
Sehingga tumbuh dan kekal selamanya
Tak akan lekang karena panas, tak lapuk pula karena hujan
Tak akan pupus termakan usia
Hakikat cinta sejati lahir dari hati
Untuk saling menyayangi dan mengasihi
Kekasih hati karena cinta menjadi pengobat rindu, pelipur lara, penyejuk hati, dan penenang dalam kegembiraan
Ungkapan cintanya Habibie kepada kekasih hatinya, Ainun
Pada suatu ketika aku janji padamu
Aku akan menjadi suami terbaik buatmu
Ungkapan cintanya Ainun kepada Habibie
Jika aku punya kesempatan untuk hidup lagi
Aku akan tetap memilihmu
Bagi habibie, Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya
Ainun adalah segalanya
Namun setiap kisah mempunyai akhir
Setiap mimpi punya batas
Nikmatilah indahnya cinta dalam keabadian
Jadilah engkau bidadari surgaku
Tunggu aku di babul jannah
Ku bawakan engkau setangkai bunga cinta sejati
Parepare, 28 Agustus 2014
Bacharuddin Jusuf Habibie
Peluncuran Prangko Habibie Ainun
Dikutip dari TribunPekanbaru, PT Pos Indonesia meluncurkan prangko seri Prangko Habibie-Ainun yang merupakan gambar perjalanan hidup pasangan Bacharuddin Jusuf Habibie dan Hasri Ainun Besari.
Peluncuran prangko tersebut diselenggarakan di CoHive Filateli, Jakarta, Jumat (20/12/2019).
Adapun tema yang diusung dari Prangko Habibie Ainun itu mulai dari tema religi, ulang tahun, perjalanan cinta, potret keluarga, dan lain - lain.
Acara peluncuran tersebut disertai dengan acara Testimoni Talkshow dengan narasumber Jimly Asshidiqi, Najwa Shihab, Thareq Habibie, Manoj Punjabi, aktor Reza Rahadian, dan aktris Maudy Ayunda.
Reza Rahadian dan Maudy Ayunda merupakan pemeran Habibie dan Ainun dalam Film Habibie - Ainun 3.
Prangko-prangko seri Habibie-Ainun tersebut merupakan prangko pesanan mendiang Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie.
Habibie sudah memesan prangko itu sejak dua tahun yang lalu.
Prangko ini merupakan kategori Prisma atau Prangko Identitas Milik Anda.
Terdapat 5 ribu foto yang dijadikan gambar prangko dengan menyajikan cerita cinta Habibie dengan istrinya, Ainun.
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)