TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Natal bersama Komunitas Batak Bersatu yang diselenggarakan di gedung Mulia Raja, Jakarta Timur, Rabu (25/12/2019) malam bukan semata membawa pesan damai dan persatuan bagi Indonesia, melainkan juga bagi dunia.
Secara spontan, natal yang dihadiri oleh lebih dari 5.000 orang Batak yang ada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodebatek) itu juga membawa pesan damai untuk Palestina.
Palestina, yang saat ini masih dalam kondisi keterjajahan, harus sama-sama diperjuangkan hingga tidak ada lagi penjajahan dan penindasan.
"Sebab itu juga yang diperjuangkan Yesus, menebarkan cinta dan kasih untuk semua manusia di dunia. Tidak boleh ada penjajahan di muka bumi ini. Kita harus sama-sama membantu dan membela Palestina," kata anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Daniel Lumban Tobing.
Untuk bantuan perjuangan bangsa Palestina, acara Natal ini berhasil mengumpulkan dana lebih dari Rp 33 juta.
Inisiator cara Natal Komunitas Batak Bersatu, Maruarar Sirait, mengatakan bahwa dana ini akan diserahkan kepada Kedutaan Palestina yang ada Indonesia.
Dengan tema "Cerdik Seperti Ular, Tulus Seperti Merpati," Natal ini sangat menarik sebab bukan semata dihadiri warga Batak yang berasal dari enam puak saja.
Bahkan, panitia sangat beragam, tak hanya orang Batak Toba, Karo, Simalungun, Angkola, Pakpak, dan Mandailing semata.
Panitia acara ini ada juga dari etnis Jawa, Papua, Dayak, Makassar dan Sunda. Bahkan Bendahara Panitia, Ipon, juga berasal dari etnis China. Lebih dari itu, mereka pun berasal dari berbagai latarbelakang agama.
Maka terlihat, meski acara ini secara umum untuk warga Batak di Jabodetabek namun juga mencerminkan keragaman dan pluralisme dalam bingkai Pancasila dan Bhinneka Tungga Ika.
Andi, salah panitia yang berasal dari Makassar, mengatakan sangat bangga dengan kegiatan natal Komunitas Batak Bersatu ini.
Ia sendiri sangat kagum dengan Maruarar Sirait yang merupakan sosok inspiratif dalam menjaga keragaman Indonesia. Tak heran bila Maruarar pun sangat dekat dengan tokoh dan umat lintas agama.
"Natal ini mencerminkan wajah Pancasila itu sendiri," ungkap Andi.
Hal senada disampaikan Tari, panitia yang berasal dari suku Dayak. Tari merasa bangga dilibatkan dalam kegiatan ini sebab semangatnya adalah semangat persatuan Indonesia.
"Apalagi kita kebal Bang Ara sebagao sosok yang memang dekat dengan semua agama dan suku di Indonesia. Pancasilais banget," ungkap Tari.
Bukan hanya Panitia. Pengamanan acara ini pun bukan semata melibatkan polisi, namun juga melibatkan Banser DKI Jakarta. Melalui acara ini, Ketua Banser DKI Jakarta, Mufid, mengajak semua beragama untuk menjaga NKRI.
Ketua Panitia Rolas Budiman Sitinjak, acara ini digelar untuk juga menunjukkan bahwa warga Batak begitu mencintai Indonesia. Maka acara Natal pun digelar dengan nuansa penuh cinta tanah air. Bahkan Natal ini pun membawasa pesan kasih untuk dunia.
"Kita tunjukkan bahwa warga Batak sangat mencintai persatuan Indonesia juga sangat mencintai kemanusiaan. Melalui Natal kita sampaikan pesan cinta kasih untuk Indonesia dan dunia," ungkap Rolas.
Di ujung acara, sebelum menyanyikan lagu Garuda Pancasila sebagai penutup, Maruarar Sirait mengajak hadirin, termasuk kader-kader Relawan Merah Putih dan Taruna Merah Putih, untuk menghadiri acara Haul Gus Dur di Ciganjur. Sebab Gus Dur merupakan sosok Pancasilais sejati yang selalu pasang badan untuk utuhnya keragaman Indonesia.