TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyatakan akan berupaya memulangkan satu Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih disandera oleh kelompok gerilyawan Filipina, Abu Sayyaf.
Sementara itu dua WNI yang disandera Abu Sayyaf berhasil dipulangkan ke Indonesia.
Mereka adalah Maharudin Lunani (48) dan Samiun Maneu (27).
Sedangkan Muhammad Farhan (27) yang merupakan anak dari Maharudin Lunani masih disandera oleh Abu Sayyaf.
Hingga saat ini, Retno Marsudi masih berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Filipina untuk membebaskan Muhammad Farhan.
"Dengan Menteri Pertahanan Filipina dan membahas mengenai upaya untuk pembebasan satu sandera lagi yaitu Muhammad Farhan yang merupakan putra dari Maharudin," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Kamis (26/12/2019).
Ia juga menambahkan Menteri Pertahanan Filipina akan bekerja keras dalam upaya pembebasan Muhammad Farhan.
"Kita minta upaya pembebasan dengan selamat dapat juga segera dilakukan dan Menteri Pertahanan Filipina mengatakan akan bekerja sekeras mungkin untuk pembebasan tersebut," ungkapnya.
Sebelumnya, Retno berterimakasih kepada pemerintah Filipina dan pihak-pihak yang ikut membantu upaya pembebasan WNI yang menjadi tahanan Abu Sayyaf.
"Saya ingin menggunakan kesempatan ini sekali lagi untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Filipina, kepada otoritas Filipina yang melakukan kerja sama yang sangat baik dengan otoritas kita dan saya terima kasih kepada teman-teman di Indonesia. Melibatkan banyak sekali pihak untuk pembebasan ini," ungkapnya.
Ia juga mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya militer Filipina yang gugur dalam upaya pembebasan tersebut.
Menurutnya, upaya pembebasan WNI tahanan Abu Sayyaf ini sudah ditekankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika bertemu dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
"Dulu pembicaraan antara Jokowi dengan Duterte dimana Jokowi mengingatkan masih ada 3 orang Indonesia yang ada disana dan mohon bantuan Presiden Duterte untuk upaya pembebasan . Dan Duterte mengatakan komitmennya untuk terus membantu pembebasan," kata Wanita kelahiran Semarang ini.