"Kalau lihat seperti itu hubungannya, mungkin juga karena bersangkutan sakit hati," ungkapnya.
Ia kemudian membahas latar belakang pelaku yang berasal dari anggota kepolisian.
"Kalau kita lihat dari sejarah penangkapannya, katanya penangkapan tersebut berkoordinasi dengan Kakor Brimob," ujar Andre.
Andre mengatakan fakta pelaku yang berasal dari anggota kepolisian semakin memperkuat dugaan motif dendam pribadi.
Ia beralasan anggota Polri memiliki rasa persatuan yang kuat antar sesama anggotanya.
Kemudian karena pelaku merasa Novel Baswedan telah mencemari institusi Polri, timbul dendam yang berujung pada penyiraman air keras tersebut.
"Artinya yang bersangkutan adalah salah satu anggota pasukan yang ada di Brimob, yang mempunyai rasa memiliki korps yang sangat besar, korps terhadap Polri yang sangat besar," kata Andre.
"Dan saya lihat bisa-bisa saja merasa mungkin ada institusinya disakiti dalam tanda petik."
"Kemudian dia berperilaku seperti itu," imbuhnya.
Namun Andre tidak ingin menyimpulkan, ia berharap agar publik tetap bersabar menunggu hasil akhir dari penggalian informasi yang sedang dilakukan oleh kepolisian.
"Akan tetapi kembali lagi, saya berharap agar semua pihak menunggu dulu rilisnya seperti apa," terangnya.
Andre juga meminta masyarakat agar tidak khawatir soal pengusutan kasus Novel Baswedan.
Ia menjelaskan bagaimana Polri sudah sangat kooperatif dan transparan saat menyebut bahwa pelaku penyerangan berasal dari anggota Polri aktif.
"Ini sinyal bahwa Polri transparan," ungkapnya.