TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna memberikan penjelasan terkait penyebab banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu (1/1/2020).
Menurutnya banjir ini menunjukkan sistem tata kelola air di Jakarta sangat buruk.
"Mengapa sangat buruk karena kapasitas drainase sudah tidak maksimal lagi untuk mengantisipasi intensitas curah hujan yang makin lama makin tinggi. Besarnya curah hujan sudah tidak mampu diatasi oleh sistem drainase kita," ujarnya dilansir melalui YouTube OfficialiNews, Kamis (2/1/2020).
Ia menambahkan sistem drainase di Jakarta masih menggunakan pola lama yang sudah tidak relevan dengan kondisi Jakarta sekarang.
"Sistem drainase kita di desain masih dijaman kolonial tapi masih digunakan dijaman milenial. Jadi dimensi besaran, tata alirannya masih mengacu kepada pola-pola lama dengan kondisi kota yang belum sebesar sekarang," ungkapnya.
Yayat mengatakan ada 3 hal yang menyebabkan Jakarta banjir saat ini.
Tiga hal tersebut adalah pasang laut, intensitas hujan yang masih tinggi dan hujan dari wilayah sekitar Jakarta yang cukup tinggi.
Ia berharap perbedaan pendapat antara Kementrian PUPR dan Gubernur DKI mengenai solusi banjir harus disamakan terlebih dahulu.
Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, menutup saluran, menyempitkan saluran bahkan menghilangkan saluran.
Terakhir, dosen Universitas Trisakti ini berharap masyarakat dapat mengharmonikan antara tata ruang dan tata air.
"Jika tidak wilayah serapan menjadi hilang, wilayah konservasi berkurang dan rumah air menjadi rumah manusia. Belum lagi tumbuh perumahan-perumahan yang sama sekali tidak memiliki drainase," imbuhnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta dan daerah lainnya seperti Tangerang dan Bekasi terjadi karena terjadi kerusakan alam.
BACA JUGA : Rumahnya Kebanjiran, Roy Marten Tak Salahkan Siapapun