Maka dari itu, peralatan dan Waduk Pluit tersebut harus mampu bekerja secara optimal.
“Presiden tentunya ingin memastikan Waduk Pluit yang berfungsi sebagai tampungan sementara (polder) yang masuk dari Kali Cideng (termasuk Kali Pakin dan Kali Jelangkeng), anak Kali Ciliwung (Kali Besar) dan saluran drainase sekitarnya dapat beroperasi dengan normal,” ucap Basuki.
Untuk diketahui, Waduk Pluit dilengkapi dengan pompa yang berfungsi untuk mengalirkan air dari Waduk Pluit menuju laut di saat banjir.
Basuki menyebutkan tampungan Waduk Pluit adalah 3,29 juta meter kubik yang dilengkapi dengan tiga rumah pompa berkapasitas total 49 meter kubik per detik.
“Daerah yang dilayani Waduk Pluit seluas 2.080 hektare, termasuk di dalamnya pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan (Monas, Pasar Baru, Mangga Dua, Duri, Kota, dll). Waduk Pluit menjadi bagian sistem tata air pada kawasan sekitar Istana,” ucap Basuki.
Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Jabodetabek di awal tahun 2020 telah mengakibatkan 409 ribu warga terdampak.
Berdasar data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Kamis (2/1/2020) pukul 22.00 WIB, warga Kota Bekasi menjadi yang paling banyak terdampak dengan total 366.274 jiwa.
Berdasar laporan tersebut, bencana banjir dan longsor di wilayah Jabodetabek korban meninggal berjumlah 47 orang.
Sebanyak 22 dari 47 korban meninggal berasal dari wilayah Bogor.
Diketahui 11 korban berasal dari Kabupaten Bogor, 11 dari Kota Bogor.
Sementara itu, data BNPB terakhir menyebutkan satu orang dilaporkan hilang berasal dari Kabupaten Lebak.
Data Lengkap Warga Terdampak
Berikut data korban terdampak bencana banjir dan longsor per wilayah dilansir dari bnpb.go.id.
Update Kamis, 2 Januari 2020 pukul 22.00 WIB.