Program Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung misalnya, sudah ditangani 16 kilometer dari rencana keseluruhan 33 km.
Sementara pada hulunya tengah dilaksanakan pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dengan kemajuan pembebasan tanah di atas 90 persen dan perkembangan pembangunan fisik mendekati 45 persen.
Kedua bendungan tersebut direncanakan selesai pada akhir 2020.
Sementara itu, percepatan pelaksanaan Sudetan Sungai Ciliwung dari Sungai Ciliwung ke Sungai Cipinang, sedang berlanjut.
Masyarakat setempat telah menyetujui pemanfaatan lahan untuk kelanjutan pembangunan sudetan sepanjang 600 meter dari keseluruhan 1200 meter," tulis Presiden Jokowi.
Sebelumnya diketahui, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berbeda pendapat terkait pengendalian banjir di Jakarta dan sekitarnya.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono memberikan sindiran kepada Anies Baswedan.
Saat itu Anies Baswedan disindir terkait normalisasi sungai Ciliwung yang tak terpenuhi sepanjang 33 km.
Sindiran itu lantas ditanggapi oleh Gubernur Anies Baswedan.
Menurut Anies Baswedan, banjir di Jakarta disebabkan karena tidak adanya pengendalian air yang masuk dari selatan ke Jakarta.
"Mohon maaf Pak Menteri, saya harus berpandangan karena tadi bapak menyampaikan selama air dibiarkan dari kawasan selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan,"
"Maka apapun yang kita kerjakan di kawasan pesisir termasuk di Jakarta tidak bisa mengendalikan airnya," jelas Anies, dilansir kanal YouTube KompasTV, Rabu (1/1/2020).
Selain itu, Anies juga menyampaikan jika Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meninjau kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Maret 2019.
"Kita sudah menyaksikan di bulan Maret yang lalu di kawasan Kampung Melayu yang sudah dilakukan normalisasi itu pun mengalami banjir cukup ekstrem," ujar Anies Baswedan.