News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

HIngga Malam Ini, Korban Banjir di Jabodetabek dan Lebak Bertambah Jadi 60 Meninggal, 2 Hilang

Penulis: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah warga saat membersihkan tumpukan lumpur yang mengendap usai banjir yang menerjang kawasan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Sebelumnya diketahui bahwa kawasan tersebut diterjang banjir dengan ketinggian air mencapai lima meter yang membuat ratusan rumah warga nyaris tenggelam dan yang terlihat hanya bagian atap. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, update data terbaru jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor di Jabodetabek dan Kabupaten Lebak hingga Sabtu malam ini, 4 Januari 2020 pukul 18.00 WIB mencapai 60 orang meninggal dan dua orang hilang.

"Terjadi penambahan jumlah korban meninggal di Kabupdaten Lebak. Pengungsi di beberapa wilayah mengalami penurunan, karena kembali ke rumahnya masing-masing," ungkap Agus Wibowo, Kapusdatinkom BNPB dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews.

Agus menjelaskan, untuk mendukung penyaluran bantuan kepada para korban banjir di Jatiasih Bekasi, BNPB menggunakan gudang logistik Jatiasih sebagai pos pengungsi korban banjir. 

Gudang BNPB terada di Jl. Pondok Gede Permai, RT.009/RW.003, Jatirasa, Kec. Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) merupakan salah satu wilayah yang paling parah diterjang banjir di awal tahun 2020.

Warga saat menaiki gerobak saat akan membersihkan tumpukan lumpur yang mengendap usai banjir yang menerjang kawasan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Sebelumnya diketahui bahwa kawasan tersebut diterjang banjir dengan ketinggian air mencapai lima meter yang membuat ratusan rumah warga nyaris tenggelam dan yang terlihat hanya bagian atap. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Banjir menerjang mulai pukul 11.00 WIB, air mengalir secara cepat dan menghanyutkan benda-benda yang ada seperti motor, mobil bahkan bus juga hanyut.

Tinggi air mencapai kurang lebih 7 meter. “Di lantai 2 rumah saya tinggi air mencapai setinggi dada saya,” sebut Unung, warga RT 2 RW 8 PGP.

Baca: Korban Banjira Diminta Aktif Melaporkan Kehilangan/Kerusakan Dokumen Kependudukan

Kompleks PGP terdiri dari 3 RW yaitu RW 8, RW 9 dan RW 10. Jumlah penduduk 5.456 orang (1.364 KK). Wilayah PGP merupakan pertemuan Sungai Cikeas dan Cileungsi dan merupakan cekungan yang sangat rawan banjir. Sekeliling perumahan dibangun tanggul sekitar 3 meter.

Banjir disebabkan karena tanggul sungai jebol sehingga air mengalir cepat dan menerjang semua benda yang dilaluinya.

PGP sudah sering dilanda banjir, tahun 2002, 2005, 2007, 2013, dan 2016. Di tahun 2016, banjir mencapai tinggi 4 m karena tanggul jebol.

“Saya pikir tahun itu (2016) adalah banjir tertinggi, ternyata tahun ini banjir jauh lebih tinggi mencapai 7 meter,” ujar ibu Uyun.

“Saya pasrah saja karena tidak ada uang untuk pindah. Suami kerja di sini, anak-anak juga sekolah di sini. Rumah juga tidak laku kalau di jual,” ijar Uyun dan Rini, warga PGP.

Keduanya berharap Pemerintah Kota Bekasi memperbaiki dan memperkuat tanggul agar tidak terjadi banjir di masa depan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini