Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengungkapkan penyebab terjadinya banjir bandang yang melanda Kabupaten Lebak, Banten, pekan lalu.
Menurut Andika, galian tambang liar menjadi biang penyebab terjadinya banjir bandang. Tambang liar tersebut merupakan eks areal tambang yang kemudian digunakan lagi oleh warga.
"Ada galian tambang bekas Antam yang memang digunakan oleh masyarakat seperti tambang liar. Jadi ada beberapa yang mereka gunakan, yang tidak terpakai dia gali lagi," ujar Andika di kantor Kemenko PMK, Jln Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2020).
Selain faktor tersebut, penyebab banjir diakibatkan oleh kemarau panjang. Menurut Andika, kemarau panjang menyebabkan tanah pada Gunung Halimun retak dan menyebabkan air masuk pada rongganya.
Andika menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Koordinasi ini dilakukan karena kawasan Gunung Halimun merupakan kewenangan dari KLHK.
Baca: Jokowi Minta Stop Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Lebak
"Kita sudah minta ibu menteri KLHK untuk bagaimana daerah tersebut yang menjadi kewenangan KLHK. Gunung halimun itu betul-betul diprioritaskan untuk menjaga stabilitas dataran gunung tersebut. Saya tadi mengusulkan untuk segera ditanam pohon pinus, bisa 50 tahun," ucap Andika.
Baca: Perhutani Kirim Bantuan Sembako untuk Korban Banjir Bandang dan Longsor di Bogor
Seperti diketahui, banjir bandang menerjang Kabupaten Lebak, Rabu (1/1/2020). Banjir bandang terjadi dari aliran sungai Ciberang yang berhulu di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) meluap.
Enam kecamatan yang terdampak banjir yakni Cipanas, Sajira, Lebakgedong, Curugbitung, Maja dan Cimarga.