Mereka juga diimbau agar "terus meningkatkan kewaspadaan" dan "mengikuti informasi dan imbauan otoritas setempat, terutama terkait situasi keamanan".
Para WNI di negara-negara itu juga diminta "menjaga komunikasi dengan Perwakilan RI terdekat".
"Segera hubungi Perwakilan RI setempat/terdekat jika memerlukan informasi dan bantuan," demikian imbauan Kemenlu.
Untuk mengantisipasi kemungkinan eskalasi dan dampaknya terhadap WNI, Kemenlu telah menyiapkan kontijensi bersama perwakilan-perwakilan RI di wilayah tersebut.
"Kementerian Luar Negeri RI telah mengaktifkan kembali crisis centre dengan nomor +62 812-9007-0027," kata Kemenlu dalam rilisnya.
Dalam rilisnya, Kemenlu memberikan nomor hotline yang dapat dihubungi bagi WNI yang tinggal di Irak, Iran, dan negara sekitarnya:
KBRI Baghdad: +964 780 6610 920/+9647500365228
KBRI Tehran: +989120542167
KBRI Kuwait City:+965-9720 6060
KBRI Manama:+973-3879 1650
KBRI Doha:+974-33322875
KBRI Abu Dhabi:+971-566-156259
KBRI Amman: +962 7 7915 0407
KBRI Damascus: +963 954 444 810
KBRI Beirut: +961 5 924 676
KBRI Muscat: +968 9600 0210
KBRI Riyadh: +966 56 917 3990
KJRI Dubai: +971-56-3322611/+971-56-4170333
KJRI Jeddah: +966-50360 9667
Kesaksian dua orang warga Indonesia di Iran
Muslim Yudha, 67, seorang warga negara Indonesia yang sedang bekerja di sebuah perusahaan swasta di Teheran, mengatakan bahwa pihak KBRI memang sudah menghimbau masyarakat Indonesia di Iran agar waspada.
Ia juga mengikuti saran yang disampaikan setempat untuk menghindari keramaian.
Muslim menjelaskan bahwa banyak kantor-kantor setempat diliburkan pada hari Senin (06/01), termasuk tempat dimana ia bekerja, untuk memberi kesempatan pada publik untuk berduka.
"Semua masyarakat yang ada di Teheran ini, berbaju hitam-hitam, pergi melawat Jenderal yang meninggal itu. Jenazahnya itu dibawah dengan mobil, di semua jalanan di Teheran ini ramai sekali," ujar Muslim kepada BBC News Indonesia melalui sambungan telepon pada hari Selasa (07/01).