News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rakernas PDI Perjuangan

Rayakan HUT Ke-47 PDIP, Ini Kisah Persahabatan Sabam Sirait dengan Megawati dan Almarhum Taufiq

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Megawati menghadiri peluncuran buku Sabam Sirait berjudul Politik itu Suci.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terus melaju dengan konsep perjuangan berbasis pada ideologi Pancasila.

Hari Ulang Tahun (HUT) PDI Perjuangan ke-47 juga mengambil tema "Solid Bergerak Wujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Nasional."

Sub-tema HUT dan Rakernas juga sangat menarik sebab ingin mengembalikan kejayaan pangan dan rempah Indonesia.

Tak mudah bagi PDI Perjuangan menjadi partai penguasa dua kali dan menjadi partai pemenang berturut-turut pasca Reformasi.

Sabam Sirait saat berkampanye PDI di zaman Orde Baru.

Pada 47 tahun lalu, PDI Perjuangan yang bernama PDI (Partai Demokrasi Indonesia), harus tertatih-tatih menapaki jejak politik melalui proses fusi di bawah tekanan rezim Orde Baru.

Dari kesepuluh pendiri PDI pada 10 Januari 1973, kini di usia 47 tahun, hanya Sabam Sirait yang masih hidup.

Usia Sabam saat ini sudah 83 tahun.

Sabam menjadi politisi senior paling sepuh di MPR saat ini, dengan duduk sebagai anggota DPD RI dari daerah pemilihan dari DKI Jakarta.

"Saya senang kalau melihat bendera PDI Perjuangan berkibar terus. Tiap kali ke daerah, saya melihat bendera PDI Perjuangan, senang hati saya," kata Sabam yang dikediamannya di Bintaro, Jakarta Selatan, juga berkibar bendera Merah Putih dan bendera PDI Perjuangan.

Sabam Sirait dengan latar logo PDI di zaman Orde Baru.

Sabam bercerita, tak mudah membesarkan PDI Perjuangan.

Sekjen PDI 13 tahun ini sendiri mengalami banyak tekanan. Pernah tiba-tiba dipanggil orang tak dikenal dari rumahnya.

Ia lalu dibawa ke tempat yang hingga kini pun tak diketahuinya.

"Aku bilang sama istriku saat dipanggil itu, kau sedih? Dia bilang, tidak. Istriku tahu resiko bersuamikan aku he-he-he..," kata Sabam, yang saat kecil harus dengan berjalan kaki tiga hari tiga malam untuk menghindari Belanda.

Waktu itu, jelas Sabam, keluarga Bung Karno tidak berpolitik. Sabam pun berpikir untuk bagaimana membesarkan PDI.

Sabam Sirait menyapa kader PDI Perjuangan dalam sebuah acara di Jakarta Timur.

Akhirnya, Sabam yang berpolitik sejak zaman Bung Karno itu, bertemu Megawati di Bandara Kemayoran pada tahum 1986.

Dalam pertemuan tak sengaja itulah Sabam mengajak kembali Megawati untuk masuk PDI.

"Waktu itu ada Taufiq Kiemas. Saya ajak lagi Taufiq dan Mega masuk PDI. Waktu itu PDI partai kecil dan dalam tekanan. Maka saya simpulkan juga, saat masuk PDI, dalam hati, oh Mega ternyata seorang pemberani," kata Sabam, yang juga sangat dekat dan bersahabat dengan Taufiq Kiemas.

Sejak masih mahasiswa, kata Sabam, Taufiq sudah melawan rejim Orde Baru, yang dianggapnya tak adil.

Taufiq juga seorang yang mengangumi Bung Karno, dan sudah jatuh hati sama Mega saat masih di Palembang.

"Taufiq belum kenal Mega, dia sudah lawan Soeharto. Jadi bukan soal sesudah jadi suaminya Mega maka dia lawan ketidakadilan. Mudah-mudahan kita semua melanjutkan perjuangan itu," kata Sabam.

Cerita ini pun pernah dikonfirmasi Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Dalam acara ulang tahun Sabam yang ke-80, Sekjen Hasto mengatakan bahwa Sabam adalah figur yang membujuk Megawati terjun ke dunia politik. Megawati sendiri, kata Hasto, masih mengingat saat akhirnya dia berhasil dibujuk oleh Sabam untuk terjun ke dunia politik.

“Setelah beberapa kali dibujuk, bujukan terakhir di salah satu airport di Jakarta dan akhirnya mau,” ungkap Hasto, saat itu, sambil mengatakan bahwa nama Sabam Sirait akan selalu tercatat dalam sejarah PDI Perjuangan, bukan hanya sebagai sekjen terlama, tapi meyakinkan para kader agar terus menjalankan doktrin bawah politik itu suci.

Megawati Soekarnoputi di kediaman Sabam Sirait di Jakarta Selatan.

Di bagian cerita lain, dalam kesempatan ulang tahun Sabam juga, mantan Ketua DPR yang juga mantan Ketua Umum Golkar, Akbar Tanjung, mengisahkan kedekatan Sabam dengan Mega.

Dia bahkan mengatakan bahwa terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia juga tak lepas dari peran Sabam.

Bagi Akbar, Sabam adalah tokoh penting dalam fusi sejumlah partai nasionalis menjadi PDI pada 1973.

"Sabam adalah senior di aktivis mahasiswa Cipayung," kata Akbar.

Saat ini di bawah kepemimpinan Megawati yang kharismatik dan ideologis, PDI Perjuangan sudah menjadi partai besar.

Banyak pengamat menilai bahwa PDI Perjuangan merupakan satu-satunya partai ideologis. Atas penilaian ini, Sabam mengatakan bahwa partai memang harus ideolgis.

"Pengurus dan pimpinan harus terus melakukan pendidikan politik yang suci dan ideologis kepada kader-kadernya," ungkap Sabam. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini