Warga sekitar kediaman Totok itu jarang melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan Totok dan Keratonnya.
Setelah batu besar yang disebut prasasti, masyarkat mulai merasakan ketakutan.
"Menganggu sih sebenarnya, tetapi selama tidak menggangu masyarakat tidak masalah, karena mereka itu kejawen," tutur Sri Utami.
Menurut Sri Utami, yang menjadi masalah adalah kegiatan atau kumpul di malam hari.
Hal itu karena ketika mereka berkumpul, terlihat mencurigakan atau terkesan mistis.
"Pokoknya sebulan itu dua atau tiga kali pertemuan dan sebetulnya kumpul-kumpul seperti itu sudah lama, cuma memang ramai itu setelah datangnya batu besar itu," terangnya.
Makna Prasati
Berikut Tribunnews.com rangkum mengenai makna prasasti serta aktivitas Keraton Agung Sejagat yang dinilai meresahkan:
Sebuah batu besar yang disebut sebagai prasasti berada di halaman depan Keraton Agung Sejagat.
Pada batu yang berukuran sekira 1,5 meter tersebut terdapat beberapa ukiran.
Menurut si pembuat, Empu Wijoyo Guna, ada beberapa makna yang terkandung di dalam ukiran.
"Tulisan Jawa artinya adalah Bumi Mataram Keraton Agung Sejagat," katanya kepada Tribunjateng.com, Selasa (14/1/2020).
Mataram sendiri adalah 'Mata Rantai Manusia.'
"Maknanya alam jagad bumi ini adalah mata rantai manusia yang bisa ditanami apapun."