Konteks yang dijelaskan oleh Wijoyo sama sekali tidak ada hubungannya dengan kerajaan Mataram.
Dia hanyalah sebatas empu atau tukang sedangkan konsep tersebut sendiri berasal dari Totok Santoso Hadiningrat.
Pada batu itu terdapat pula logo ukiran simbol siang atau malam, hitam atau putih, yang melambangkan kehidupan.
Ada pula gambar dua macan sebagai simbol penjaga serta ukiran empat penjuru mata angin, dan logo kerajaan Majapahit.
Pada bagian bawah batu ada gambar baruna naga yang artinya lautan.
Sebelum ikut menjadi punggawa, Wijoyo berprofesi sebagai tukang relief yang sering membuat pahatan.
"Saya kerja serabutan, tapi kanjeng Sinuhun yang meminta saya membuatkan ukiran ini sehingga saya membuat. Soal desain berasal dari Sinuhun sendiri," ungkapnya.
Batu prasasti itu dijadikan sebagai obyek selfie dan keramaian pengunjung di Keraton Agung Sejagat.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani) (TribunJateng.com Pertama Putra Sejati)