"Wangsa Sanjaya itu corakan batik, bukan dinasti," terangnya.
Sembari mengumbar tawa, Ridwan Saidi melanjutkan, Wangsa Sanjaya adalah Prasasti Sojomerto.
Prasasti Sojomerto menjelaskan tentang corak batik-batik di zamannya, di antaranya Batik Sanjaya.
"Yang dia katakan adalah dinasti itu, itu saja dia sudah salah," katanya.
Diperbincangkan Sejak Pertengahan 2019
Keraton Agung Sejagat mulai ramai melakukan kegiatan sejak pertengahan tahun lalu, tepatnya di pertengahan bulan Agustus 2019.
Hal itu diungkapkan Sumarni, seorang warga Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Purworejo yang merupakan masih satu desa dengan lokasi Keraton Agung Sejagat.
Menurutnya, orang-orang yang datang dan menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat bukan berasal dari Purworejo atau orang desa sekitar.
Namun justru dari luar daerah Purwerejo seperti Bantul, Imogiri, dan lainnya.
Pimpinan kerajaan ini, Sinuhun Totok Santoso mengkalim pengikutnya berjumlah 450 orang dan terus bertambah.
Menurut Sumarni, aktifitas kerajaan tersebut mulai ramai pada pukul 17.00 sore hingga larut malam sekitra pukul 22.00.
Acara yang diselenggarakan menggunakan suatu upacara adat dengan para anggotanya yang menggunakan kain-kain tradisional seperti kerajaan.
Sumarni yang merupakan warga yang masih satu desa dengan lokasi Kerajaan Agung Sejagat mengaku resah dengan kemunculan kerajaan tersebut.
"Kita sebagai warga jelas heran itu ada apa kok malem-malem seperti itu," katanya seperti dikutip Intisari Online.