Kementerian BUMN Minta Benny Tjokro Lunasi Utang ke Asabri
Nama Benny juga terseret dalam kasus dugaan korupsi senilai lebih dari Rp10 triliun di PT Asabari (Persero).
Oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Benny Tjokrosaputro dan Komisaris PT Alam Trada Mineral Heru Hidayat melunaskan utangnya ke PT Asabari (Persero).
Hal itu menyusul kasus dugaan korupsi senilai lebih dari Rp10 triliun di tubuh perusahaan asuransi untuk prajurit TNI, anggota Polir dan ASN Kementerian Pertahanan tersebut.
Staf khusus Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga mengatakan utang tersebut berkaitan dengan investasi saham.
"Masalah investasi tadi, diharapkan ada utang-utang dari yang diakui juga diharapkan mereka lakukan pembayaran seperti Benny Tjokro dan Heru Hidayat. Utang-utanf investasi di Asabri," kata Arya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (13/1/2020).
Baca: Kejagung Titip Dua Tahanan Kasus Jiwasraya ke KPK
Baca: Tiga Tersangka Kasus Jiwasraya Bungkam Saat Digiring Jaksa dari Gedung Bundar ke Mobil Tahanan
Arya enggan menyebutkan berapa nilai utang yang belum dibayarkan kedua pengusaha tersebut. Dia berharap pembayaran utang itu bisa membantu PT Asabri untuk melalukan pembenahan.
"Kita harapkan kedua orang ini bisa penuhi tanggungjawabkan utangnya supaya bisa bantu Asabri dalam pembenahan," ujarnya.
Isu dugaan korupsi di PT Asabri (Persero) tengah hangat diperbicangkan masyarakat. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, HAM Mahfud MD mengatakan dugaan korupsi di Asabri melibatkan dana yang jumlahnya lebih dari Rp10 Triliun.
Menyelusuri laporan keuangan PT Asabri (Persero) tahun 2017, Senin (13/1/2020) tercatat perusahaan asuransi berplat merah itu memiliki utang sebesar Rp43,6 triliun. Angka itu melonjak dari posisi utang pada tahun sebelumnya sebesar Rp36,34 triliun.
"Jumlah liabilitas Asabri pada akhir tahun 2017 adalah sebesar Rp43,61 triliun, naik Rp7,2 triliun atau 20 persen dibanding tahun 2016 sebesar Rp36,34 triliun," demikian bunyi laporan keuangan Asabri.
Selain itu, saham-saham yang menjadi portofolio Asabri berguguran sepanjang 2019. Bahkan, 14 emiten di portofolio saham Asabri tercatat rontok hingga 90 persen.
Asabri berdalih bahwa penurunan harga saham itu bersifat sementara menyesuaikan kondisi pasar modal. Manajemen mengklaim sudah memiliki mitigasi untuk memulihkan penurunan tersebut.
"Dalam melakukan penempatan investasi, Asabri senantiasa mengedepankan kepentingan perusahaan sesuai dengan kondisi yang dihadapi," katanya.