News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sudirman Said Diangkat Jadi Sekjen PMI

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelantikan Sekjend PMI Sudirman Said, Senin (20/1/2019) di Jakarta oleh Ketua Umum PMI Jusuf Kalla.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sudirman Said, aktivis gerakan pemberantasan korupsi, diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia (PMI). 

Melalui keputusan nomor 001/KEP/KU/I/2020 tanggal  14 Januari 2020, Ketua Umum PMI,  M. Jusuf Kalla memberi kepercayaan kepada Menteri ESDM 2014-2016 ini untuk duduk dalam kepengurusan inti.

Penunjukkan ini menjadikan Sudirman untuk kesekian kalinya terlibat aktif gerakan sosial dan kemanusiaan berskala nasional. Tak banyak yang tahu, selain urusan antikorupsi dan energi, pria penyuka tempe goreng ini juga aktif bergiat di bidang kemanusiaan.

“Merupakan suatu kehormatan dapat bergabung dengan organisasi kemanusiaan yang kuat dan terpercaya seperti Palang Merah Indonesia.  PMI adalah ladang amal yang luas, tempat kita dapat membantu sesama dalam prinsip kesetaraan, kesamaan, kenetralan, kesatuan, dan kesemestaan,” tutur Sudirman usai pelantikan Pengurus Pusat PMI, Senin (20/1/2019) di Jakarta oleh Ketua Umum PMI Jusuf Kalla.

Baca: Alasan Airlangga Hartarto Pilih Luhut Binsar Panjaitan Jadi Ketua Dewan Penasihat Golkar

Baca: Dapat Gelar Doktor Kehormatan dari ITB, Ridwan Kamil Sebut Jusuf Kalla Seorang Teladan dan Inovator

Baca: Tolak Kebijakan Nadiem Makarim Hapus UN, Jusuf Kalla: Jangan Ciptakan Generasi Muda Lembek

"Alhamdulillah. Ini untuk kesekian kalinya saya terlibat kerja-kerja kemanusiaan. In syaa Allah ini bukan hal baru buat saya," imbuh Sudirman.

JK dalam sambutannya menyatakan, pengurus PMI periode 2019-2024 yang baru dilantik merupakan pengurus yang paling kuat dari sisi kapasitas personilnya.

“Dalam kepengurusan periode ini ada tujuh mantan menteri, enam jenderal, dan sejumlah pengusaha besar,” tutur Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019.

Kiprah Sudirman di bidang kemanusiaan beberapa di antaranya adalah ikut terlibat langsung dalam proses rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh dan Nias pasca tsunami 2004. Bersama Ketua Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh dan Nias, Kuntoro Mangkusubroto, Sudirman terjun langsung membangkitkan kembali Aceh dan Nias yang porak poranda dihantam tsunami.

Sebelumnya, tahun 2001, bersama mantan Menteri Keuangan Mar’ie Muhammad dan sejumlah tokoh lintas agama, Sudirman aktif di Forum Indonesia Damai (FID). Sebuah forum yang mengajak masyarakat untuk mengedepankan persatuan dan perdamaian pasca meledaknya bom di sejumlah gereja pada saat perayaan Natal.

Mantan Rektor Universitas Paramadina, Jakarta ini juga berada di balik aktivitas Gerakan Indonesia Mengajar (GIM), sebuah gerakan yang mengajak masyarakat ikut berperan aktif mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai wujud dari upaya melunasi janji kemerdekaan.

Lewat gerakan ini anak-anak muda berprestasi lulusan perguruan tinggi dari seluruh tanah air dikirim ke berbagai daerah terpencil di nusantara untuk menjadi guru.

Saat menjadi Menteri ESDM gerakan serupa dia gulirkan dengan nama Patriot Energi Tanah Air (PETA). Program PETA lebih fokus pada persoalan pengembangan energi, terutama listrik di daerah terpencil dan terluar di tanah air.

Setelah melewati pelatihan selama lebih kurang dua bulan, para lulusan baru dari berbagai perguruan tinggi dikirim ke desa-desa terpencil untuk mengumpulkan data permasalahan listrik dan mencari solusinya dengan memanfaatkan potensi energi baru dan terbarukan di daerah tersebut. 

Perhatian Sudirman terhadap pengembangan generasi muda juga terus ia lakukan dengan mendirikan Institut Harkat Negeri (IHN) tahun 2016. Lembaga ini fokus pada pengembangan generasi muda dalam bidang pendidikan, kepemimpinan, dan kebudayaan.  

Beragam aktivitas yang dia lakukan, baik saat berada di dalam maupun di luar pemerintahan motifnya satu: “Membayar utang kepada negara.”

Sudirman yang berasal dari keluarga kurang mampu merasa berutang kepada negara yang telah memberi bea siswa kepadanya untuk menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Dia merasa karena bea siswa itulah jalan hidupnya berubah hingga ia bisa menggapai beragam posisi penting di negeri ini.

Sikap empati Sudirman pada persoalan kemanusiaan tumbuh karena sejak kecil Sudirman merasakan betul keras dan sulitnya hidup. Kemiskinan telah mengasah jiwa sosial Sudirman untuk selalu peduli pada sesama.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini