News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

100 Hari Kabinet Jokowi

Jelang 100 Hari Kerja Jaksa Agung, ST Burhanuddin Sempat Sebut Kasus HAM dan Korupsi Jadi Prioritas

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jaksa Agung, ST Burhanuddin menunjukkan barang bukti uang terkait kasus korupsi PT PLN Batubara saat konferensi pers di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Jumat (15/11/2019). Kejaksaan mengeksekusi barang bukti uang tunai sebesar Rp 477.359.539.000 dalam perkara tindak pidana korupsi atas nama terpidana Kokos Jiang alias Kokos Leo Lim selaku Direktur Utama PT Tansri Madjid Energi (PT TME). Tribunnews/Irwan Rismawan

TRIBUNNEWS.COM -  Sudah hampir 100 hari para menteri juga pejabat lainnya yang dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemban tugas.

Satu di antaranya yaitu Jaksa Agung ST Burhanuddin.

Ia menyampaikan dalam program 100 hari kerjanya, Burhanuddin menegaskan kasus pelanggaran berat Hak Asasi Manusia (HAM) dan korupsi masuk pada program prioritasnya.

"Tentu nanti kita akan membuat skala prioritas, dan itu termasuk program prioritas," kata ST Burhanuddin, Jumat (25/10/2019) lalu.

Ia mengaku diperintah untuk bekerja cepat setelah ditunjuk menggantikan Jaksa Agung terdahulu, HM Prasetyo.

Sejak ST Burhanuddin dilantik, banyak pihak meragukan independensi sang Jaksa Agung.

Untuk itu, berikut ini Tribunnews rangkum beberapa fakta 100 hari kerja Jaksa Agung ST Burhanuddin yang sempat jadi perbincangan masyarakat:

1. Adik Kandung TB Hasanuddin

Keraguan terhadap ST Burhanuddin tak lepas dari alasan sederhana ini.

ST Burhanuddin merupakan adik kandung dari TB Hasanuddin.

TB Hasanuddin merupakan politikus dari PDI-Perjuangan.

Dilansir dari Kompas.com, hal itu lantas dikaitkan dengan keputusan Jokowi.

Mantan Ajudan Presiden ke-3 RI BJ Habibie, TB Hasanudin saat menyambangi Kantor Redaksi Tribunnews.com, Palmerah, Jakarta, Jumat (13/9/2019). (Tribunnews.com/ Danang Triatmojo)

Keraguan terhadap independensi ini pun terpatahkan.

Alasannya adalah tidak ada orang yang bisa memilih menjadi suku apa dan dari orang tua siapa.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini