TRIBUNNEWS.COM - Irfan Setiaputra resmi menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Tbk.
Irfan ditunjuk menjadi Dirut Garuda Indonesia untuk menggantikan posisi Ari Askhara yang dicopot dari jabatannya lantaran dugaan penyelundupan barang mewah di Maskapai Garuda Indoensia.
Penunjukkan ini dilakukan saat Garuda Indonesia menggelar rapat umum pemegang saham di Tangerang, Rabu (22/1/2020).
Dikutip dari Kompas.com, Irfan mengaku sempat deg-degan saat mengikuti proses penjaringan untuk menjadi Dirut di perusahaan pelat merah tersebut.
Bahkan, Irfan mengaku dirinya sempat deg-degan menunggu hasil assessment calon Dirut Garuda Indonesia.
"Mudah-mudahan bagus hasilnya, makanya tadi pagi pas diumumkan, saya sempat deg-degan dari tadi malam."
"Gugup bagaimana hasil assessment-nya, tapi mudah-mudahan bagus lah, jadi secara assessment mudah-mudahan saya memenuhi kriteria," ujar Irfan.
Irfan mengungkapkan, ia mendapat tawaran langsung dari Menteri BUMN Erick Thohir untuk menduduki jabatan strategis tersebut, pada awal 2020.
Setelah itu, keduanya banyak berdiskusi soal bagaimana langkah-langkah untuk memajukan Garuda Indonesia ke depannya.
Irfan merasa terhormat atas tawaran dari Erick Thohir tersebut.
Ia menilai, amanah yang diberikan kepadanya merupakan sebuah tantangan.
Pasalnya, meski ia telah malang-melintang di banyak perusahaan, dirinya tak memiliki latar belakang di industri penerbangan.
"Mudah-mudahan (saya) tidak mengecewakan masuk industri baru."
"Dan kalau mau dibilang apakah saya punya pengalaman di industri penerbangan, saya harus akui tidak," terangnya.
Rekam Jejak Irfan Setiaputra
Pria kelahiran Jakarta, 24 Oktober 1964 ini, merupakan lulusan Sarjana Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung angkatan 1989.
Tak hanya berkarier di perusahaan swasta, Irfan juga pernah berkarier di BUMN sebagai Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI), 2009.
Ia dipilih langsung oleh Menteri BUMN saat itu, Sofyan Djalil.
Namun, setelah tiga tahun menjabat, Irfan memutuskan untuk mengundurkan diri lantaran upah yang ia terima terlalu kecil dibandingkan dengan jabatan sebelumnya.
Surat pengunduruan dirinya itu diterima langsung oleh Menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan.
Seusai berkarier di perusahaan pelat merah, Irfan lantas melanjutkan kariernya di sejumlah perusahaan swasta.
Irfan lalu berkarier di PT Titan Mining Indoensia dari Agustus 2012 hingga Juni 2014.
Setelahnya, Irfan lalu menjadi CEO PT Cipta Kridatama pada Juli 2014 hingga Mei 2017.
Tak berhenti di situ, Irfan juga pernah diangkat sebagai COO di ABM Investama Tbk PT (ABMM) dari Mei 2015 hingga Mei 2016.
Selain itu, Irfan juga menjadi President Director & CEO Reswara Minergi Hartama pada Mei 2017 hingga Desember 2017.
Irfan juga pernah menjabat sebagai CEO Sigfox Indonesia yang merupakan perusahaan pengelola jaringan internet of Things sejak Februari 2019 lalu.
Sebelum ditunjuk menjadi Diektur Utama Garuda Indonesia, Irfan mengaku telah beberapa kali bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir.
Sebagai informasi, selain posisi direktur utama, jajaran direksi Garuda Indonesia juga mengalami perombakan.
Para pemegang saham Garuda Indonesia menunjuk Dony Oskaria menjadi wakil direktur utama.
Fuad Rizal ditunjuk menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.
Tumpal Manumpak Hutapea ditunjuk menjadi Direktur Operasi.
Aryaperwira Adileksana ditunjuk menjadi direktur human kapital.
Rahmat Hanafi menjadi Direktur Teknik Garuda.
Ade R Susardi menjadi Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan IT.
M Rizal Pahlevi menjadi Direktur Niaga dan Kargo.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri/Ria Anatasia) (Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)