TRIBUNNEWS.COM - Kabar soal Keraton Agung Sejagat masih menjadi perbincangan publik.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna mengungkapkan jika para pengikut Keraton Agung Sejagat rutin melakukan beberapa ritual.
Dikabarkan Kompas.com, pengikut Keraton Agung Sejagat melakukan ritual membersihkan jasmani dan rohani di sebuah kolam suci.
Ritual itu dilakoni pada setiap Selasa dan Jumat Kliwon.
Dalam satu tahun terakhir kolam suci yang dianggap sebagai Sendang Kamulyan itu digunakan para pengikut Totok Santosa untuk kungkum (berendam).
"Mereka melakukan ritual itu dengan berendam di kolam suci setiap Selasa Kliwon, Jumat Kliwon untuk membersihkan diri mereka," papar Iskandar.
Ia menambahkan, dalam ritual itu juga ditaburi bunga-bunga.
Para pengikut Totok Santosa tersebut juga berdoa sembari membakar dupa.
Setelah berendam di kolam suci, para pengikut Totok Santosa melanjutkan ritual di sebuah batu.
Mereka menganggap batu itu memiliki nilai sejarah dan merupakan peninggalan sebuah Kerajaan.
"Jadi ada urut-urutannya, mereka melakukan ritual di kolam suci, membakar dupa dan dilanjutkan ke batu yang dianggap mereka bersejarah," terangnya.
Berdasarkan temuan Polda Jateng, batu itu bukan batu bersejarah.
Batu itu diambil dari gunung yang ada di Jawa Tengah.
Terdapat gambar dan tulisan yang merupakan hasil karya dari seorang pemahat.