Sebagai upaya melawan Abu Sayyaf, Charles Honoris meminta pemerintah untuk mendesak Filipina dan Malaysia menjalankan kesepakatan trilateral terkait pengamanan wilayah perairan di kawasan yang sudah diteken tahun 2016 silam.
"Kesepakatan tersebut mencakup kerjasama dalam melakukan patroli bersama dan pertukaran informasi dalam rangka mengamankan perairan dari berbagai aksi kejahatan. Sayangnya kesepakatan tersebut tidak dijalankan sehingga tingkat kerawanan di perairan tersebut masih tinggi," ujar Charles Honoris dalam keterangannya, Rabu (22/1/2020).
Baca: Medium Tank PT Pindad Dibeli Filipina
Anggota Komisi I DPR RI tersebut mengatakan kerjasama antar negara dapat secara efektif memberantas kejahatan di perairan bila melihat pengalaman di Selat Malaka.
Ia menjelaskan Selat Malaka dahulu dikenal sebagai perairan yang sangat rawan akan kejahatan perompakan, pembajakan dan pencurian.
Namun, kerjasama antara Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura terbukti menurunkan angka kejahatan di Selat Malaka secara drastis.
Baca: Kemlu Pastikan Kelompok Abu Sayyaf di Balik Penculikan 5 Nelayan Indonesia
Berkaca pada pengalaman itu, Charles pun mendesak Filipina dan Malaysia untuk turut menjalankan kerjasama pengamanan yang sudah pernah disepakati.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI tersebut menuturkan kerjasama juga dapat meliputi penempatan sea marshal atau personel bersenjata pada kapal-kapal yang melewati jalur-jalur rawan.
Baca: Abu Sayyaf Kembali Culik dan Sandera WNI, Ini Respons Mahfud MD
"Penggunaan teknologi seperti alat-alat deteksi dan penginderaan jarak jauh yang dimiliki oleh angkatan bersenjata tiga negara juga dapat secara efektif mencegah berbagai aksi kejahatan di laut termasuk penculikan," kata dia.
"TNI misalnya sudah memiliki Pusat Informasi Maritim yang juga dibekali peralatan untuk membaca secara detil pergerakan kapal di wilayah perairan," ujarnya.