Kartel pengantin pesanan diduga kuat meraup keuntungan materi sebagai penghubung antara perempuan Indonesia dan pria China.
Meski sebagian perempuan Indonesia itu menikah dengan kemauan sendiri, salah satunya karena rayuan kesejahteraan.
Belakangan mereka berkeras ingin pulang.
Janji kosong kemapanan hingga rindu keluarga di kampung halaman adalah alasan mereka tidak betah lalu kabur dari rumah suami dan mertua di China.
Namun Kementerian Luar Negeri Indonesia menyebut perlindungan untuk para pengantin pesanan ini rumit karena bersinggungan dengan institusi privat, yaitu rumah tangga.
Wartawan BBC Indonesia, Abraham Utama, berkorespondensi dengan beberapa 'pengantin pesanan' asal Indonesia yang masih berusaha pulang dari China.
Adapula kesaksian perempuan muda yang mengaku pernah menjadi pengantin pesanan dan membantu comblang mencari calon istri untuk laki-laki China.Â
Dewi - Kota Cangzhou, Provinsi Hebei, asal Jakarta
Saya sejak April 2019 sudah tinggal di China. Awalnya saya tidak betah.
Baru dua bulan terakhir saya bisa betah karena perilaku suami berubah sejak saya hamil. Kehamilan ini juga terpaksa, alasan supaya saya bisa pulang saja.
Saya tinggal di perkampungan, enggak tahu nama jalannya. Yang saya ingat ini dekat Mengcun.
(Melalui aplikasi pesan singkat, Dewi mengirim titik lokasi tempat tinggalnya)
Tapi ternyata suami saya tetap tidak perbolehkan saya pulang ke Indonesia. Saya harus melahirkan di sini.