TRIBUNNEWS.COM - Revitalisasi kawasan Monas, Jakarta Pusat dengan dilakukannya penebangan ratusan pohon menuai tanggapan dari berbagai pihak.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memilih diam dan enggan berkomentar terkait revitalisasi Monas.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah kanal YouTube KompasTV, Jumat (24/1/2020).
Anies menyerahkan soal proyek revitalisasi Monas seluruhnya kepada Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan (Citata) DKI Jakarta, Heru Hermawanto.
"Sama Citata saja," ungkap Anies singkat.
Kemudian, Anies hanya tersenyum dengan melambaikan tangan ke arah awak media.
Sebelumnya, Anies saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta juga tak mau berkomentar saat ditanyai soal revitalisasi Monas pada Selasa (21/1/2020).
Saat itu Anies yang sedang berjalan menuju ruang kerjanya di lantai satu pun menolak menjawab pertanyaan awak media yang mencegatnya.
"Enggak, enggak, saya enggak mau komentar dulu, cukup, cukup," ungkap Anies sambil berjalan menuju ruang kerjanya, dikutip Kompas.com.
Tanggapan Pengamat Tata Kota, Nirwono Yoga
Sementara itu Pengamat Tata Kota, Nirwono Yoga menilai perlu ada pengkajian ulang terhadap proyek tersebut.
Nirwono menganggap program revitalisasi Monas saat ini belum dianggap mendesak.
"Kalau melihat dari tingkat urgensinya kegiatan revitalisasi Monas ini belum dianggap mendesak," ujarnya.
Nirwono juga berpendapat seharusnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lebih memperbanyak daerah resapan air dibanding menjalankan program tersebut.
"Artinya kalau kita bicara konteksnya apalagi kemarin Jakarta baru terdampak banjir maka harusnya yang dilakukan Pemprov DKI membangun lebih banyak lagi daerah resapan air atau ruang terbuka hijau baru," kata Nirwono.
"Bukan yang sudah ada kemudian di revitalisasi," imbuhnya.
"Dengan demikian Jakarta akan lebih siap lagi untuk mengantisipasi banjir," jelas Nirwono.
Nirwono juga mengatakan program revitalisasi Monas saat ini tidak ramah lingkungan.
Hal ini dikarenakan Pemprov DKI melakukan penebangan sekira 190 pohon dalam menjalankan program tersebut.
"Dari kami lihat, teknik pembangunannya pun kegiatan revitalisasi Monas ini bisa dikatakan ramah lingkungan," ujarnya.
"Apalagi dengan menebang 190 pohon," imbuhnya.
"Seharusnya kalau memang ideal kedepan pembangunan ini ingin ramah lingkungan, bagaimana untuk mempertahankan 190 pohon bahkan menambah pohon baru," terang Nirwono.
Tanggapan Puan Maharani
Ketua DPR RI, Puan Maharani, juga turut angkat bicara terkait revitalisasi kawasan Monas.
Puan meminta agar Monas dikembalikan seperti aslinya.
"Jangan rubah Monas, tapi kembalikan Monas seperti aslinya," ujarnya yang dilansir dari kanal YouTube KompasTV, Jumat (24/1/2020).
Menurut Puan, Monas yang merupakan ikon dari Republik Indonesia harus dijaga dengan baik.
"Monas sebagai Monumen Nasional tentu saja salah satu yang menjadi ikon penting dari Republik Indonesia," kata Puan.
"Jadi, itu harus dijaga," imbuhnya.
Ia juga meminta agar keberadaan Monas yang tidak hanya menjadi ikon DKI Jakarta ini dapat dimaksimalkan keberadaannya.
"Kembalikan dan maksimalkan Monumen Nasional itu sebagai ikon Republik Indonesia, bukan hanya DKI saja," tutur Puan.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)