Dalam diplomasi pertahanan ini juga sebagai upaya alutsista TNI.
Sehingga negara-negara yang dikunjungi Prabowo pun merupakan produsen alutsista pertahanan global.
Namun Dahnil juga menyebut, bahwa pembelian alutsista juga sangat memakan waktu, mengingat proses yang sangat panjang.
Karena dalam pelaksanaannya, prinsip tepat guna, efisien, ekonomis harus dipertimbangkan.
Selain itu Terdapat dua pertimbangan yang diterapkan Prabowo dalam memodernisasi alutsista TNI, yakni faktor geostrategis dan geopolitik.
Sehingga Menhan RI ini tidak dapat gegabah dalam pembelian alutsista.
Adapun beberapa alutsista yang direncanakan dibeli oleh Indonesia mulai dari kapal perang hingga pesawat jet tempur.
Diketahui, Prabowo akan memperkuat choke point di sejumlah perbatasan Indonesia dengan memperbanyak kapal perang serta kapal laut.
Namun menurut penuturan Dahnil hal tersebut masih dalam proses pembahasan.
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com Indonesia berniat membeli 48 jet tempur Rafale dari Perancis.
Rencana ini terungkap tak lama setelah kunjungan Prabowo ke Perancis pada 11-13 Januari 2020.
Namun saat dikonfirmasi dengan Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono, sejauh ini belum ada pembelian alutsista dari luar negeri.
Sementara itu, seringnya kunjungan Prabowo ke luar negeri ini sempat mendapatkan kritikan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Pernyataan ini diungkapkan oleh Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.