TRIBUNNEWS.COM - Sudah 18 hari sejak Harun Masiku ditetapkan sebagai tersangka, namun aparat penegak hukum, baik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun kepolisian belum juga bisa menangkap Harun Masiku.
Diketahui, politisi Harun Masiku menjadi tersangka kasus dugaan suap mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan terkait pergantian antar waktu (PAW) dari PDI-P.
Terkait buronnya Harun Masiku, politisi Demokrat Roy Suryo angkat bicara.
"Tidak salah kalau kami beranggapan Harun Masiku disembunyikan," kata Roy Suryo.
Menurut Roy Suryo, anggapan tersebut bisa menjadi kesimpulan setelah beberapa analisis yang sudah ada.
Hal tersebut diungkapkan Roy Suryo dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang diunggah di kanal YouTube Talk Show TVOne, Selasa (28/1/2020).
"Kita kan tahu institusi KPK, kasihan nama besar KPK, KPK itu kan sudah dipercaya oleh masyarakat, rating di masyarakat dia tertinggi dipercaya," papar Roy Suryo.
Namun, menurut Roy Suryo setelah adanya kejadian ini, mengakibatkan KPK me-down grade institusinya sendiri.
"Kita tahu biasanya KPK kalau nyari orang cepet banget, gampang."
Akan tetapi sekarang apa yang dilakukan KPK adalah di luar kebiasaannya.
"Kalau saya bicara dari sisi teknis itu juga aneh juga, masa sih institusi negara kalah dengan media," ucap Roy Suryo.
Roy Suryo lantas membandingkan kasus Harun Masiku dengan perampokan yang terjadi di warung tegal (warteg).
"Kalau saya lihat, masa sih sebuah Bandara Internasional mewakili institusi negara kalah dengan warteg."
"CCTV warteg itu, kan ada kejadian rampok di warteg, perampoknya empat orang itu dengan cepat, sekarang empat-empat pelakunya sudah tertangkap," ungkapnya.