TRIBUNNEWS.COM - Politikus Demokrat, Roy Suryo memertanyakan rekaman CCTV yang berada di Bandara Soekarno Hatta memuat rekaman sosok Harun Masiku.
Harun Masiku merupakan politisi PDI Perjuangan yang terseret kasus dugaan suap Pergantian Antar Waktu (PAW) Anggota DPR bersama Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.
"Tidak salah kalau kami beranggapan Harun Masiku disembunyikan," ungkap Roy Suryo.
Hal tersebut disampaikan Roy Suryo dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang diunggah di kanal YouTube Talk Show TVOne, Selasa (28/1/2020).
Roy Suryo mengatakan anggapan tersebut bisa menjadi kesimpulan setelah beberapa analisis yang sudah ada.
"Kita kan tahu institusi KPK, kasihan nama besar KPK, KPK itu kan sudah dipercaya oleh masyarakat, rating di masyarakat dia tertinggi dipercaya," tutur Roy Suryo.
Menurut Roy Suryo setelah adanya kejadian ini, mengakibatkan KPK men-down grade institusinya sendiri.
"Kita tahu biasanya KPK kalau nyari orang cepet banget, gampang," ujarnya.
Akan tetapi sekarang apa yang dilakukan KPK adalah di luar kebiasaannya.
"Kalau saya bicara dari sisi teknis itu juga aneh juga, masa sih institusi negara kalah dengan media," kata Roy Suryo.
Lantas Roy Suryo membandingkan kasus Harun Masiku dengan perampokan yang terjadi di warung tegal (warteg).
"Kalau saya lihat, masa sih sebuah Bandara Internasional mewakili institusi negara kalah dengan warteg."
"CCTV warteg itu, kan ada kejadian rampok di warteg, perampoknya empat orang itu dengan cepat, sekarang empat-empat pelakunya sudah tertangkap," jelasnya.
Kemudian, soal adanya keterlambatan data dari Dirjen Imigrasi, Roy Suryo menegaskan, dirinya tidak bisa menerima alasan itu.