TRIBUNNEWS.COM - Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean angkat bicara terkait keberadaan eks caleg PDI-Perjuangan Harun Masiku.
Harun Masiku menjadi buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah diduga terlibat kasus suap yang menjerat Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Buntut kasus tersebut, Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie dicopot dari jabatannya, Selasa (28/1/2020).
Menurut Ferdinand Hutahaean, pencopotan Ronny F Sompie ini merupakan strategi Yasonna H Laoly untuk mengamankan posisinya sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham).
Ia menyampaikan, Ronny F Sompie sengaja dikorbankan untuk menutupi banyaknya peristiwa yang harus ditutupi.
Salah satunya mengenai keberadaan Harun Masiku pada saat Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK.
Dikabarkan pada tanggal 7 Januari 2020, Harun Masiku telah berada di Indonesia, akan tetapi Yasonna H Laoly kekeh menyatakan Harun Masiku masih berada di luar negeri.
"Ini lah kebohongan yang sudah disampaikan ke publik," ujar Ferdinand Hutahaean dilansir dari kanal YouTube Talk Show Tvone, Rabu (29/1/2020).
Atas dugaan kebohongan ini, Yasonna H Laoly dilaporkan oleh anggota anti korupsi kepada KPK terkait Undang-undang Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) pasal 21 tentang penghalang-halangan penyidikan.
"Menurut saya, Ronny F Sompie ini memang menjadi korban yang dikorbankan untuk menjadi way out, jalan keluar bagi Yasonna supaya selamat dari laporan itu," papar Ferdinand Hutahaean.
"Ronny F Sompie dikorbankan dan rela dikorbankan, karena sampai sekarang pun Ronny F Sompie tidak melakukan perlawanan apa pun atau menyampaikan apapun," tambahnya.
Profil Ronny F Sompie
Dikutip dari TribunManado, Ronny Franky Sompie adalah putera Asal Sulawesi utara dari Desa Sukur, Kabupaten Minahasa Utara (Minut) yang pernah menduduki jabatan penting di Mabes Polri sebagai Kepala Divisi Humas Mabes Polri tahun 2013.
Pria kelahiran Surabaya pada 17 September 1961 ini, memulai karirnya di dunia kepolisian setelah lulus di AKPOL pada tahun 1984 dengan berkarir sebagai perwira staf di PTIK Jakarta (1984-1988).
Tahun berikutnya yaitu, 1988-1989 Kanit Crime Squad Polwiltabes Surabaya.
Selepas menjadi Kapolsek Pabean Cantikan Surabaya di tahun 1990-1991 dan berkarir di AKPOL selama 4 tahun yaitu 1991-1994, beliau memulai karirnya di ibukota dari tahun 1994-1998.
Di ibukota, beliau menjabat sebagai Kanit Vice Control Ditreskrim Polda Metro Jaya, Kasat Reserse Polres Metro Jakarta Barat, dan Wakapolres Metro Jakarta Pusat.
Selanjutnya, beliau berkarir sebagai Kasatreskrim Polwiltabes Bandung (1998–1999).
Karier Ronny semakin menanjak saat beliau berkiprah sebagai Kasat Tindak Pidana Tertentu Polda Jatim dan Kasat Tindak Pidana Umum Polda Jatim (2000 – 2002), selanjutnya sebagai Kapolres Gresik (2002 – 2003) dan Sidoarjo (2003 – 2005), dan Dirserse Narkoba Polda Jatim (2005).
Kemudian secara berturut-turut, putera pasangan Gimon Maxmilian Sompie dan Juliana Unggu Dungus ini dipercayakan menjadi Kabag Kerjasama Luar SDM Polri (2005 – 2006), Dir. Reskrim Polda Sumut (2006 – 2008), Kepala Perpustakaan PTIK (2008 – 2009).
Pada tahun 2009 – 2010 Ronny kembali bertugas di Jawa Timur sebagai Kapolwiltabes Surabaya, Karo Ops Polda Metro Jaya, Karo Ortala Srena Polri, Karo Wassidik Bareskrim Polri, hingga menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Mabes Polri tahun 2013.
Di tahun 2015, karir Ronny tak berhenti begitu saja.
Ayah dari 3 orang puteri bernama Devi Paramitha Rondyta, Grace Veronica, dan Merry Apsari ini menjabat sebagai Kapolda Bali.
Kemudian, ditugaskan sebagai Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI hingga kemudian dicopot sekarang.
(Tribunnews.com/R Agustina)(Tribunmanado.co.id/Gryfid Joysman/ Kompas.com)