TRIBUNNEWS.COM - Puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) kini masih terisolasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China yang disebut merupakan asal dari wabah virus corona.
Sementara itu data yang didapatkan Tribunnews, terdapat 243 WNI yang berada di keseluruhan Provinsi Hubei.
Setelah mendapat desakan untuk memulangkan para WNI, pemerintah pun bersiap melakukan evakuasi.
Koordinasi melalui jalur diplomasi pun dilakukan antara Kementerian Luar Negeri dengan Kementerian Luar Negeri China.
Hal tersebut guna segera melakukan evakuasi.
"KBRI juga terus berkoordinasi dengan Kemlu China dan pemerintah Provinsi Hubei untuk akses bantuan logistik dan upaya pemulangan WNI ke Tanah Air," tulis keterangan resmi Kemenlu, Rabu (29/1/2020) dilansir Kompas.com.
Sebanyak 243 WNI di Provinsi Hubei tersebut diketahui tersebar di tujuh lokasi, termasuk Wuhan.
KBRI juga terus memantau untuk memastikan kondisi WNI baik dan logistik tercukupi.
KBRI disebut juga telah membentuk posko di Kota Changsa, kota yang terdekat dengan Hubei.
Hal itu untuk mempermudah pemantauan dan penyampaian bantuan.
"KBRI Beijing secara bertahap telah menyampaikan bantuan melalui koordinasi dengan mahasiswa di kota Wuhan untuk pemenuhan keperluan sehari hari seperti makanan pokok, alat kesehatan, dan alat kebersihan," tulis keterangan tersebut.
Rencananya, bantuan kesehatan berupa obat-obatan dan peralatan kesehatan segera didistribusikan ke Kota Wuhan dan sekitarnya dalam waktu dekat.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah memberikan bantuan berupa masker yang akan segera dikirimkan ke KBRI Beijing untuk didistribusikan kepada WNI di wilayah terdampak.
TNI Tunggu Perintah
Sementara itu TNI Angkatan Udara menyatakan siap untuk mengevakuasi WNI dari Kota Wuhan.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Fajar Adriyanto mengungkapkan, TNI AU telah siap untuk melakukan evakuasi.
"Dalam hal ini TNI AU sudah siap berdasarkan perintah dari Panglima TNI atau Mabes TNI. Kita stand by saja menunggu untuk mengevakuasi masyarakat yang ada di sana," kata Fajar, Rabu (29/1/2020) dilansir Kompas.com.
Tiga unit pesawat telah disiagakan untuk melakukan evakuasi 243 WNI di Provinsi Hubei.
"Kami sudah siapkan pesawat (dua) Boeing 737 dan (satu) C130 Hercules. Kami juga siapkan personel dari batalion kesehatan," ungkapnya.
Namun hingga saat ini, belum diketahui kapan waktu evakuasi akan dilakukan.
TNI AU masih menunggu perintah dari pemerintah pusat.
"Hingga sekarang masih dikoordinasikan terus bagaimana teknis pelaksanaannya. Nanti kita jemput di mana? Atau hanya sampai di mana?"
"Itu nanti urusan pemerintah pusat. Yang jelas kami berangkat ketika ada perintah dari Panglima TNI setelah berkoordinasi dengan kemenlu, kemenkes dan (pemerintah) pusat," ujar Fajar.
Sementara itu jika evakuasi WNI jadi dilaksanakan, WNI dan kru pesawat yang baru tiba dari Kota Wuhan akan dikarantina selama 28 hari.
"Berdasarkan hasil rapat, skemanya akan dikarantina dulu, setelah 28 hari baru bisa dinyatakan apakah bebas dari virus atau tidak. Karantinanya dilakukan di RS dr Sulianti (Saroso) punya Kemenkes," ujar Fajar.
Desakan DPR
Sebelumnya, diketahui desakan evakuasi datang dari berbagai pihak, antara lain dari DPR.
Anggota Komisi I DPR, Christina Aryani meminta pemerintah Indonesia segera melakukan evakuasi terhadap WNI yang berada di Wuhan, China.
"Pemerintah RI diharapkan segera mengambil langkah cepat dan tepat untuk memastikan proses evakuasi terhadap WNI yang saat ini ada di Wuhan," kata Christina melalui keterangan tertulisnya, Senin (27/1/2020) dilansir Kompas.com.
Christina menyebut langkah cepat dan tepat dalam proses evakuasi sangat dibutuhkan.
Virus mematikan corona disebut memiliki kemampuan menginfeksi berbagai spesies hewan sebelum menyebar dan menular antar manusia.
Christina juga mempersoalkan keterbatasan logistik dan sulitnya akses transportasi keluar masuk Wuhan.
Hal itu menjadi alasan evakuasi harus segera dilakukan.
"Membiarkan WNI tetap berada di sana sama saja dengan membiarkan mereka menunggu giliran terinfeksi," kata dia.
Christina menyebut, negara lain seperti Amerika Serikat, Prancis, Jepang, hingga Srilanka sudah memutuskan untuk mengevakuasi warganya dari Wuhan.
Christina menyebut beragam cara dilakukan negara-negara tersebut.
Amerika men-charter pesawat, sedangkan Prancis memindahkan warganya ke provinsi lain untuk dikarantina.
Menurut Christina, pemindaian yang dilakukan melalui thermal scanner di bandara dan pelabuhan tidak efektif.
Hal tersebut dikarenakan yang terpapar virus tersebut tidak langsung menunjukkan gejalanya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan juga menyebutkan bahwa virus corona mengalami masa inkubasi selama hampir dua minggu.
Dengan demikian mereka yang terinfeksi tidak bisa langsung diketahui saat itu juga.
"Komisi I DPR RI menyampaikan keprihatinan mendalam atas keadaan ini dan mendorong pemerintah untuk segera menyampaikan rencana evakuasi WNI kita di Wuhan," ungkap Christina.
Harapan Mahasiswa Indonesia
Para WNI yang masih berada di Wuhan berharap KBRI dapat menemukan cara terbaik memindahkan WNI yang masih berada di Wuhan.
Hal tersebut diungkapkan Rio Alfi, seorang mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Wuhan.
"Harapan kami dipindahkan keluar Wuhan, sudah saya sampaikan," ucap Rio saat dihubungi Tribunnews, Senin (27/1/2020).
Rio menyebut KBRI pun merespons baik dan berusaha mencarikan solusi terbaik.
"KBRI juga menanggapi dengan baik dan akan mengupayakan cara terbaik bagaimana memindahkan kami ke luar Wuhan," katanya.
Rio menyebut sudah ada koordinasi antara pihak KBRI dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiogkok Wuhan (PPITW).
"Jadi PPITW dan KBRI sudah koordinasi dengan baik, sejauh ini sudah melakukan pendataan dan akan kita kirimkan ke KBRI," ungkapnya.
Menurut Rio, KBRI menyampaikan tengah mengupayakan pemindahan WNI yang berada di Kota Wuhan.
"KBRI akan mengupayakan sebaik mungkin apa yang bisa dilakukan, baik memindahkan ke kota lain atau dipulangkan ke Indonesia," ujarnya.
"Info terakhir mau dikirimkan logistik, tapi transportasi sudah dihentikan sementara di sini," imbuhnya.
Rio mengungkapkan sulit kemungkinan mencari transportasi untuk mengirimkan logistik masuk ke Kota Wuhan.
Sementara itu, jumlah WNI di Provinsi Hubei berjumlah 98 orang.
"Ada 98 orang, 93-nya mahasiswa," ujar Rio kepada Tribunnews.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Dani Prabowo/Dean Pahrevi/Deti Mega Purnamasari)