TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong BUMN turut berperan dalam pengembangan riset dan inovasi yang dilakukan anak-anak bangsa.
Diketahui di era persaingan global saat ini, negara-negara berkompetisi untuk memperoleh keunggulan, sehingga membutuhkan komitmen dan keberanian untuk melakukan riset dan inovasi.
Melalui riset yang berkesinambungan dan melahirkan inovasi, negara pada akhirnya akan mendapatkan keunggulan kompetitif.
Dukungan terhadap hal tersebut harus diberikan dalam porsi yang lebih besar oleh seluruh pihak.
Baca: 100 Hari Kerja Jokowi, Pengamat Politik Sebut Yasonna Laoly Layak Direshuffle dari Kabinet
Dalam keterangan dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Jokowi memandang tugas dan fungsi dukungan tersebut sudah selayaknya turut dibebankan kepada BUMN-BUMN.
Menurutnya, di era sekarang, gerak BUMN semestinya tak lagi terbatas hanya pada kegiatan usaha atau produksi barang-barang dan layanan bernilai ekonomis saja.
Baca: Soal Merebaknya Virus Corona, Jokowi Sebut Pemerintah Upayakan Logistik bagi WNI di Wuhan
Jokowi mencontohkan BUMN seperti Pertamina harus lebih berperan besar dalam mendukung pengembangan industri katalis.
"Jangan takut dan malah menghindar. Kita ingat, keuntungan Pertamina itu bukan hanya miliar, bukan hanya Rp 1 triliun atau Rp 2 triliun, tapi sudah terakhir di atas Rp 20 triliun. Jadi kalau dipakai untuk riset seperti ini saya kira tidak ada ruginya," ujar Jokowi selepas berdialog dengan Prof Subagjo dari ITB dalam acara Pembukaan Rakornas Kemenristek/BRIN Tahun 2020 di kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, Kamis (30/1/2020).
Baca: Terkait Statement Yasonna Laoly Soal Harun Masiku, Presiden Jokowi Beri Pesan Ini untuk Para Menteri
Januari 2020, nNama Pertamina disebut Subagjo yang bersama timnya di ITB sedang melakukan riset mengenai teknologi katalis.
Melalui riset yang sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1982 tersebut Subagjo memiliki harapan besar untuk mewujudkan kemandirian bangsa terhadap kebutuhan katalis industri yang sebagian besar masih didapat dari impor.
Baca: Diminta Pecat Yasonna Laoly karena Disebut Bohong soal Harun Masiku, Ini Pesan Presiden Jokowi
Mulanya, Subagjo menceritakan kepada Presiden mengenai awal mula risetnya yang dilatarbelakangi banyaknya limbah sawit yang terbuang industri.
Padahal, apabila diolah sedemikian rupa, limbah sawit tersebut dapat dikonversi menjadi olahan minyak bumi.